Selasa 17 Jan 2017 01:04 WIB

96 KK Rusun Penjaringan Sari 3 Teraliri Jaringan Gas

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Petugas dari PGN menjelaskan cara kerja gas meter jaringan rumah tangga kepada Ketua RT di Rusun Penjaringan Sari 3, Surabaya, Senin (16/1).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Petugas dari PGN menjelaskan cara kerja gas meter jaringan rumah tangga kepada Ketua RT di Rusun Penjaringan Sari 3, Surabaya, Senin (16/1).

EKBIS.CO, SURABAYA -- Sebanyak 96 rumah tangga di Rusun Penjaringan Sari 3 RT 07/RW 10, Surabaya, bisa menikmati aliran gas bumi dari jaringan gas yang dipasang oleh Perusahaan Gas Negara (PGN). Seremoni penyaluran tahap awal dilakukan oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, Senin (16/1).

Ketua RT 07/RW 10 Rusun Penjaringan Sari, Nurul Huda, mengatakan, setelah terpasangnya jaringan gas, warga di rusunnya tidak perlu lagi mengisi tabung gas melon. "Kalau pakai tabung gas melon sekali beli Rp 17.500, saya gunakan dua kali sebulan jadi Rp 35 ribu sebulan. Dengan ada jargas kita tidak takut meledak. Tetangga sebelah Rp 43 ribu sebulan. Per meter kubik Rp 2.900, tidak jauh dengan token," katanya kepada wartawan seusai acara seremonial.

Nurul Huda berharap dengan terpasangnya jargas tersebut, kebutuhan warganya terhadap gas untuk memasak bisa terpenuhi. Ia juga berharap gas yang disalurkan lancar dan aman. Nantinya, ia berencana agar pembayaran gas bisa dilakukan secara berkoordinasi sehingga warga tidak membayar sendiri-sendiri. Menurut informasi yang ia peroleh, nantinya setiap bulan sekitar tanggal 5 sampai 10 akan ada petugas dari PGN yang akan memberikan tagihan, kemudian warga membayar di bank.  

"Totalnya disini ada 96 KK sudah terisi semuanya pakai gas. Sosialisasi semua mau, karena melihat tetangga di kampung sudah berjalan makanya warga tanya terus," imbuh Nurul Huda.

Dirjen Migas IGN Wiratmaja Puja mengatakan, Surabaya menjadi salah satu percontohan nasional pembangunan jaringan gas rumah tangga. Sebab, sumber gas yang ada di sekitar Jatim cukup banyak, serta jaringan pipa gas dinilai sudah cukup bagus. Selain itu, pemerintah daerah dinilai sangat mendukung pembangunan jargas.

"Kalau menggunakan jargas tekanannya jauh lebih rendah, lebih aman, harganya juga lebih murah dari LPG dan tidak perlu nenteng-nenteng. Pencet saja sudah nyala," ungkapnya.

Ia menyebutkan, harga jargas lebih rendah dari LPG 3 kilogram. Harga hulu ditetapkan sebesar 4,7 dolar AS per MMBtu, sampai ke konsumen seharga Rp 2.900 per meter kubik.

Menurutnya, saat ini sebanyak 24 ribu rumah tangga di Surabaya sudah bisa menikmati aliran gas bumi melalui jargas. Pengaliran bertahap dilaksanakan mulai dari wilayah Surabaya Timur dengan pelaksanaan gas in sebanyak 99 sambungan di Rusun Penjaringan Sari 3 dan 25 titik di Pandugo 1 dan 2.

Total pipa yang dibangun untuk mengalirkan gas bumi ke 24.000 rumah tangga di Surabaya mencapai lebih dari 196 kilometer yang tersebar di Surabaya Timur, Tengah dan Selatan. Dana pembangunan proyek sambungan gas rumah tangga ini dibiayai oleh APBN senilai Rp 221 miliar.

"Kalau yang di Surabaya sekarang ada empat kelurahan yang 24 ribu rumah tangga itu sudah terpasang semua," imbuh Wiratmaja.

Ia menambahkan, pada 2017 pemerintah mengalokasikan pemasangan jargas sebanyak 56 ribu rumah tangga. Awalnya, Direktorat Jenderal Migas mengusulkan alokasi jargas untuk 200 ribu rumah tangga, namun yang disetujui hany 56 ribu rumah tangga. Daerah yang akan dialiri jargas antara lain, Mojokerto, Bontang, dan Lampung.

"Tadinya kami mengusulkan 200 ribu rumah tangga karena kami punya roadmap tahun 2019 targetnya 1,3 juta rumah tangga. Tapi karena keterbatasan anggaran negara jadi tahun 2017 ini dapatnya 56 ribu rumah tangga, menurun dari tahun lalu yang 89 ribu," ungkapnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement