EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Dunia mempertahankan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di level 5,3 persen. Proyeksi ini tidak berubah sejak rilis pertama kali pada Oktober 2016 lalu. Angka ini juga sedikit lebih tinggi dibanding target pemerintah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 5,1 persen.
Dalam pernjelasannya, Bank Dunia menilai bahwa sejumlah reformasi kebijakan yang dikebut pemerintah bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez menjelaskan bahwa seperti negara-negara lain di dunia, Indonesia sebagai ekonomi terbesar Asia Tenggara masih menghadapi risiko yang semakin intensif. Risiko yang ia maksud terutama berasal dari ketidakpastian ekonomi global dan gejolak keuangan dunia.
Dalam laporan kuartalan perekonomian Indonesia oleh Bank Dunia pada Januari ini, disebutkan bahwa penetapan sasaran yang lebih realistis dalam APBN 2017 bisa meningkatkan kredibilitas kebijakan fiskal Indonesia. Hal ini tentunya diyakini bisa membangun persepsi yang baik bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Namun di samping apresiasi positif, Bank Dunia juga memberikan sejumlah catatan penting bagi Indonesia terutama dalam hal penerimaan negara dari sisi pajak. Demi mengejar penerimaan pajak, kata Chavez, Indonesia perlu mempercepat reformasi perpajakan dan memperbaiki kebijakan pajak.
“APBN 2017 telah memperbaiki mutu belanja pemerintah Indonesia, termasuk menjaga alokasi belanja yang lebih besar untuk infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial, serta menetapkan sasaran yang lebih baik untuk subsidi," ujar Chavez, Selasa (17/1).
Menurut laporan ini, ada dua aksi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu belanja pemerintah. Pertama, realokasi belanja ke sektor-sektor prioritas dengan tingkat belanja yang masih rendah dan bisa membawa dampak terbesar kepada pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan. Sektor-sektor tersebut termasuk infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial. Kedua, memaksimalkan dampak belanja di semua sektor, termasuk pertanian, pendidikan, dan bantuan sosial.
Bank Dunia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara menyeluruh pada 2016 akan menyentuh 5,1 persen diikuti 5,3 persen untuk 2017. Sementara pertumbuhan PDB sebesar 5,0 persen tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga tahun 2016, sedikit turun dari kuartal kedua sebesar 5,2 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah sedang bekerja keras dalam menjaga kredibilitas APBN tahun ini. Sri juga menyinggung pernyataan Bank Dunia yang sempat mengingatkannya bahwa pengurangan target penerimaan pajak akan berisiko untuk pengganggaran ke depan. Namun menurutnya, mengumpulkan penerimaan dari pajak memang penting, tetapi lebih penting lagi adalah mengatur belanja negara.
"Pesannya kan itu, gimana mengatur alokasi belanja. Untuk pendidikan, untuk militer, untuk subsidi. Tahun ini, sebagian fungsi belanja ditransfer ke daerah," ujar Sri.
Cara pemerintah untuk memperbesar transfer ke daerah ini, menurut Sri, bertujuan untuk meratakan disiplin belanja anggara. Di samping itu, pemerataan transfer daerah juga bertujuan agar daerah memiliki kemampuan untuk membangun daerahnya dari kemiskinan.