Rabu 18 Jan 2017 16:20 WIB

Harga Cabai Rawit di Purwakarta Naik Turun

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ani Nursalikah
Seorang buruh tani memanen cabai rawit di lahan pertanian.
Foto: Antara
Seorang buruh tani memanen cabai rawit di lahan pertanian.

EKBIS.CO, PURWAKARTA -- Harga cabai rawit di Kabupaten Purwakarta, naik turun layaknya kemudi putar. Akibatnya, pedagang keliling bertahan tidak membeli cabai. Imbasnya, pedagang banyak diprotes ibu-ibu rumah tangga.

Yatinah (63 tahun), pedagang sayur asal Gg Beringin, Kelurahan Nagri Kaler, mengatakan harga cabai tertinggi sempat di level Rp 120 ribu per kilogram. Harga tersebu, untuk cabai rawit merah. Posisi tersebut berlangsung selama dua pekan. Awal pekan ini turun menjadi Rp 100 ribu per kilogram, tetapi turunnya hanya dua hari.

"Hari ini, harganya naik lagi jadi Rp 110 ribu per kilogram," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (18/1). 

Menurutnya, naik turunnya harga cabai rawit ini membuat pedagang pusing. Apalagi, dengan modal yang pas-pasan. Ibarat buah si malakama, mau dibeli harganya mahal, tak dibeli pelanggan banyak yang menanyakan.

Karena itu, ketimbang merugi, Yatinah memilih untuk tak membeli cabai rawit dulu sampai harganya turun. Kalaupun ada yang menanyakan komoditi ini, dirinya membuka pesanan. "Kalau pesan, pasti akan dibeli berapa pun harganya," ujarnya.

Pedagang lainnya, Eman Sulaeman (43) mengaku banyak suka dukanya berjualan cabai ini. Tetapi, paling banyak dukanya sebab dengan mahalnya harga cabai ini, banyak duka dirinya banyak diprotes ibu-ibu rumah tangga.

"Saya sering kena semprot ibu-ibu di komplek perumahan," ujarnya dengan tersenyum.

Petani cabai rawit asal Desa/Kecamatan Bojong, Ahmad Sumarna mengaku dengan mahalnya harga cabai rawit ini petani meraup keuntungan yang lumayan. Pasalnya, harga jual dari petaninya ke pedagang atau pengepul mencapai Rp 95-97 ribu per kilogram.

"Kami lagi menikmati harga yang bagus," ujarnya.

Padahal, saat harga cabai rawit merah normal, dirinya menjual ke pengepul paling mahal hanya Rp 45 ribu per kilogram. Namun, saat ini harga jualnya meningkat dua kali lipat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement