EKBIS.CO, JAKARTA -- Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) terbaru, Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih dipertahankan di level 4,75 persen. BI dinilai semakin mewaspadai kenaikan inflasi pada tahun ini yang bisa melebihi 4 persen year on year (yoy).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, BI memandang stimulus fiskal dari Trump tidak akan seagresif yang diperkirakan banyak orang. Walaupun 'ruang pelonggaran moneter' tidak terlihat dalam pernyataan BI, namun kesempatan itu bisa datang di kuartal pertama tahun ini.
Ia pun menyatakan, prediksi suku bunga acuan BI sampai akhir 2017 masih akan dipertahankan di 4,75 persen. Sedangkan, untuk inflasi, ada Risiko kenaikan. Hal itu merupakan Konsekuensi dari kebijakan fiskal kontraktif di 2016 masih akan terasa dampaknya pada 2017 terutama dari sisi inflasi.
Menurutnya, hal ini dipengaruhi kenaikan harga barang-barang yang diatur pemerintah berpeluang mendorong inflasi lebih tinggi pada tahun ini. " Tren kenaikan inflasi akan menajam pada April 2017 akibat efek tahun dasar rendah, saat yang sama tahun lalu pemerintah juga memangkas harga BBM Premium 8,5 persen," tutur Rangga.
Kendati demikian, BI dinilai menjadi lebih optimis di tengah ketidakpastian global, karena melihat dana asing mulai kembali. Sejak awal tahun, aliran dana asing masuk ke Surat Utang Negara (SUN) di sekitar 1 miliar dolar AS.
BI juga perkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal IV 2016 akan di bawah dua persen. "CAD rendah sejalan dengan kenaiakan harga komoditas serta membaiknya pertumbuhan ekonomi Cina," jelas Rangga.