EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertekad menjadi provinsi jagung sehingga nantinya mampu menjadi lumbung jagung nasional. Hal tersebut diungkapkan Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Kemenerian Pertanian Ani Andayani melalui siaran resmi yang diterima Republika, Senin (23/1).
Ia mengatakan, produksi jagung NTT mampu menyumbang peningkatan produksi jagung nasional. "Hal ini dapat diukur dari luas tanam yang telah meningkat." katanya.
Pada Desember 2016, luas tanam jagung di NTT 180.824 hektare atau sekitar 24 persen luas tanam jagung nasional sebesar 764.470 hektare. Disusul Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 83.669 hektare dan Sumatera Utara 76.436 hektare.
"Di bulan januari 2017 sampai dengan 21 Januari ini luas tanam jagung di NTT masih cukup luas yaitu sebesar 43.940 hektare. Lebih tinggi dari NTB yaitu sebesar 28.679 hektare," katanya pada Rapat Koordinasi Penyuluh dan Babinsa di Sumba Timur.
Selain NTT, provinsi penghasil jagung lainnya seperti Jawa Timur, Sumatera Utara, Gorontalo dan Lampung. Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT Johannes Tay Ruba mengatakan, mayoritas warga menanam jagung ketika musim penghujan tiba. Puncak musim tanam terjadi pada Desember.
Jagung lokal NTT yang dikenal dengan jagung pulut diakuinya memiliki kekhasan tersendiri, yakni kenyal, sedikit manis dan mengenyangkan. Mungkin hal tersebut yang membuat jagung banyak disukai masyarakat setempat.
"Walaupun sekarang banyak warga yang mulai mengkonsumsi beras, mereka tidak meninggalkan makan jagung," ujar dia.
Bahkan di Kabupaten Sikka, masyarakat masih mananam jagung di pekarangan. Jagung tersebut digunakan untuk dicampur dengan beras sebagai makanan pokok dengan perbandingan 70:30 (beras dan jagung).