EKBIS.CO, CIREBON -- Harga cabai rawit hijau kembali naik menjadi Rp 85 ribu per kg di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Senin (23/1). Padahal, sebelumnya harga cabai rawit hijau sudah turun di kisaran harga Rp 60 ribu per kg.
Kenaikan harga juga terjadi pada cabai rawit merah, dari Rp 100 ribu per kg menjadi Rp 110 ribu per kg. Selain cabai rawit, harga cabai merah juga mengalami kenaikan. Sebelumnya, harga cabai merah sempat turun di kisaran Rp 27 ribu per kg. Namun, kini kembali naik menjadi Rp 40 ribu per kg.
"Sejak turun beberapa waktu lalu, harga cabai merah sudah naik dua kali menjadi Rp 30 ribu per kg dan kini sudah Rp 40 ribu per kg,’’ terang seorang pedagang sayuran di pasar tersebut, Ilah.
Ilah menjelaskan, kembali naiknya harga semua jenis cabai tersebut disebabkan banyak petani cabai yang mengalami gagal panen. Hal itu menyusul tingginya intensitas hujan dalam beberapa bulan terakhir. "Pasokan cabai ke pasar jadi berkurang,’’ kata Ilah.
Ilah pun mengaku tidak berani menyimpan stok cabai dalam jumlah besar. Selain cabai cepat membusuk di musim hujan seperti sekarang, minat konsumen untuk membeli cabai juga menurun karena harganya yang mahal.
Sementara itu, Kepala Sub Divisi Bulog Cirebon, Titov Agus S mengungkapkan, kembali naiknya harga cabai di pasaran disebabkan akibat adanya ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan. "Permintaan tinggi, tapi produksi berkurang,’’ ujar Titov.
Sementara itu, tingginya harga cabai ternyata tak terlalu berpengaruh pada warga. Mereka tetap tak melakukan aksi borong cabai meski cabai dijual dengan harga yang lebih rendah dibanding pasaran. Hal itu bisa terlihat dari hasil operasi pasar yang dilakukan Bulog Cirebon selama lima hari pada pekan lalu. Dari empat ton cabai rawit merah yang disiapkan oleh Bulog, ternyata yang laku terjual hanya 1,8 ton.
Padahal, Bulog memberikan harga cabai rawit merah yang lebih murah dibandingkan harga di pasaran. Dalam operasi pasar tersebut, harga cabai rawit merah hanya Rp 60 ribu per kg. sedangkan harga cabai rawit merah di pasaran mencapai Rp 100 ribu. "Yang lebih laku terjual malah sembako, seperti beras, minyak goreng dan gula,’’ terang Titov.
Titov menilai, mahalnya harga cabai telah membuat masyarakat beralih pada komoditas lain pengganti cabai, seperti kecap pedas maupun produk sambal olahan. Karenanya, masyarakat tak terlalu mempersoalkan mahalnya harga cabai.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UMKM) Kota Cirebon, Yati Rohayati menyatakan, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah beberapa kali melakukan monitoring ke pasar. Dia menilai, cabai bukan termasuk kebutuhan pokok sehingga masyarakat masih bisa menggantinya dengan produk yang lain. "Tapi tetap kita pantau karena terkait dengan inflasi,’’ kata Yati.