EKBIS.CO, SEMARANG -- Kementerian Pertanian mempersiapkan pasokan cabai untuk bulan puasa tahun ini. Persiapan tersebut dilakukan dengan menginstruksikan penanaman cabai di beberapa daerah dengan luas tanam mencapai 40 ribu hektare.
“Kebutuhan puasa kita siapkan dari petani, kami sudah antisipasi. Caranya adalah tanam dari sekarang, cabai kita minta tidak sampai di bawah 30 ribu sampai 40 ribu hektare. Itu solusinya,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri pencanangan Gerakan Nasional Penanaman Cabai (Gertam Cabai) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah, di Semarang, Senin (23/1).
Dia menjelaskan, selama ini manajemen penyiapan pasokan pangan guna memenuhi kebutuhan nasional kurang mempertimbangkan musim. Dampaknya, ada bulan-bulan saat pasokan berlimpah, ada bulan-bulan saat pasokan menipis. Ketidakseimbangan ketersediaan produksi inilah yang membuat komoditas pangan kerap bergejolak. Karena itu, kata Mentan, pemerintah saat ini sedang mengupayakan manajemen tanam di seluruh bulan tanpa putus di atas luas lahan minimal yang diperlukan.
“Untuk cabai, kita perlu tanam di atas 30 ribu hektare setiap bulan, itu solusi permanennya,” ujarnya.
Mentan menambahkan, strategi serupa dijalankan pemerintah untuk komoditas padi, jagung, kedelai, bahkan sapi. Pemerintah mengatur agar seluruh komoditas ditanam tidak di bawah dari kebutuhan nasional per bulannya. Dengan demikian, ke depan diharapkan tidak ada lagi istilah bulan paceklik.
Selain merealisasikan manajemen tanam di tingkat petani, khusus untuk cabai, pemerintah juga membuat program Gertam Cabai dengan menggaet anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Indonesia. Pemerintah meminta seluruh anggota PKK untuk serentak melakukan tanam cabai. Penanaman cabai bisa dilakukan di pekarangan rumah masing-masing.
“Bisa dibayangkan kalau 60 juta rumah tangga tanam cabai, hanya lima batang per rumah tangga, itu selesai masalah, bisa dinikmati tujuh sampai delapan bulan,” kata Mentan.
Menurut Mentan, masalah tingginya harga cabai saat ini bisa diselesaikan dengan gerakan masif para ibu rumah tangga. Bahkan, apabila semua rumah tangga yang memiliki pekarangan bisa menanam cabai sendiri, maka biaya pengeluaran rumah tangga bisa ditekan.
Amran memberikan ilustrasi, apabila uang belanja bulanan untuk membeli cabai, bawang, sayur-mayur, bisa ditekan Rp 1 juta dengan menaman di pekarangan rumah, dikali potensi 60 juta rumah tangga yang memiliki pekarangan, maka sama artinya ada Rp 60 triliun biaya belanja rumah tangga per bula yang dapat ditekan. “Rp 60 triliun ini luar biasa kalau ibu-ibu PKK bergerak, dan ini adalah solusi permanen,” kata Mentan.
Karena itu, Amran berharap, semua ibu-ibu PKK di Nusantara berpartisipasi aktif untuk mendukung upaya pemerintah guna mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Adapun untuk kebutuhan benih cabai, bawang, dan sayur mayur yang diperlukan, rumah tangga bisa memintanya melalui dinas pertanian daerah setempat atau BPTP di daerahnya maisng-masing. Semua benih dibagikan gratis dengan catatan harus ada laporan penanaman benar-benar dilakukan di pekarangan rumah.