EKBIS.CO, PERAWANG -- Sujika W Lusaka Penanggungjawab Penanggulangan dan Pemandaman Hutan Sinar Mas Forestry mengatakan Sinar Mas sangat serius dalam penanggulangan dan pemadaman bencana kebakaran hutan dan lahan (Kathula). Belajar dari fenomena El-Nino 2015 yang menyebabkan kebakaran hutan hebat di seluruh Indonesia, Sinar Mas mencari tahu bagaimana cara penanggulangan kebakaran lebih.
Sujika mengatakan sejak tahun 1996 Sinar Mas sudah memberlakukan Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran (PLTB) atau No Burn Policy. Sujika menambahkan tidak mungkin Sinar Mas melakukan pembakaran, karena kayu yang dipakai Sinar Mas untuk memproduksi bubur kertas dan kertas tidak akan bisa dipakai bila terkontaminasi karbon.
"Selama ini ada isu kami salah satu pelakunya bisa kami katakan bukan kami pelakunya tapi kami korban dari pelakunya," katanya di Perawang Mill, Riau, Kamis (26/1).
Salah satu cara yang dilakukan ialah membuat kanal bloking. Terutama di daerah-daerah perbatasan dengan Hutan Tanam Industri (HTI). Selain itu Sinar Mas juga mempensiunkan 7000 hektar lahan untuk menjaga kelembapan. Berasumsi di daerah tertentu yang berbatasan dengan hutan lindung. Dengan harapan tanah yang lembab dapat mencegah kebakaran.
"Kami juga Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Masyarakat sekitar yang kami bina, sehingga mendapatkan income juga. bagaimana mengelola lahan mereka dengan tidak membakar tapi lebih produktif," katanya.
Masyarakat Desa Makmur Peduli Api, kata Sujika, tidak hanya dibina dibidang pertanian tapi juga perikanan, tambak dan ternak. Tergantung bisa masyarakat mengelola apa. Rencananya ada 500 desa yang akan dibina dengan total biaya $ 10 juta. Sampai 2016 sudah 80 desa yang sudah dibangun. "Kami bantu sampai pemasaran, bimbingan teknis satu tahun," katanya.
Untuk sisi persiapan, lanjut Sujika, ia juga memberikan pelatihan kepada seluruh Regu Pemadam Kebakaran (RPK). Dari level terbawah sampai manajemen. Lebih dari 400 manager, tambahnya, sudah menjalani traning. Manager ini, kata Sujika, akan menjadi Manager Accident atau kepala kejadian. Sujika mengatakan ketika ada kebakaran mereka harus tahu strategi pemadaman.
Ada lembaga yang memberi pelatihan kepada RPK yakni Trek Wildland Service dari Kanada dan Working on Fire dari Afrika Selatan. Saat ini Sinar Mas Forestry memperkerjakan 2700 anggota terlatih dan bersertifikat di 260 pos pantau yang dilengkapi 160 unit mobil pemadaman, 500 unit kendaraan patroli serta 1150 pompa air.
"Kami juga membangun lima ratus pos pantau. Kami bangun di daerah yang kami anggap rawan kebakaran. Selanjutnya kami mapping lagi kalo kebakaran resikonya apa sih, tujuannya untuk mengantisipasi dan reaksi lebih cepat," tambahnya.
Sujika mengatakan saat ini Sinar Mas masih mencari sistem terbaik untuk melakukan pencegahan. Pada tahun 2015 kebakaran menghanguskan HTI Sinar Mas karena api sudah besar ketika sampai HTI. Karena itu saat ini pemadam kebakaran Sinar Mas akan melakukan pemadaman lima kilometer diperbatasan HTI.
Sebab api menjalar sejauh 60 derajat, maka ketika sampai di HTI api sudah membesar. Ketika api sudah melahap hutan akan sangat sulit untuk dipadamkan. "Total investasi pencegahan dan pemadam kebakaran tahun 2016 dan 2017 ini sebesar $32 juta," kata Sujika.