EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) mendapatkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun dari pemerintah. Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk investasi pengembangan infrastruktur pascapanen komoditas beras, jagung, dan kedelai.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Perusahaan Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan, kini pembangunan infrastruktur langsung dikendalikan oleh Tim Infrastruktur Bulog. "Ada PR (pekerjaan rumah) besar lagi yang sedang dan akan dikerjakan Bulog, yaitu penguatan infrastruktur pascapanen. Saat ini sedang dipersiapkan dulu oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri mengenai apa saja yang mau dibangun," ujarnya dalam Media Gathering di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa (31/1).
Ia menjelaskan, rencananya dana dari PMN akan digunakan sesuai Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017 meliputi, pembangunan Modern Rice Milling Plant (MRMP) terintegrasi dengan kapasitas serapan satu juta ton atau setara Gabah Kering Panen (GKP) per tahun di sentra produksi padi. Pembangunan itu nantinya memakai 22 drying centre, 17 milling, dan 80 silo atau instalasi penyimpanan beras untuk menurunkan susut pascapanen, meningkatkan kuantitas serapan gabah, dan meningkatkan kualitas hasil panen gabah.
Selanjutnya, pembangunan mesin Rice to Rice dengan pengadaan beras sebanyak 25 ribu ton beras per tahun untuk memproses beras sesuai kualitas yang diinginkan. Ada juga pembangunan 11 unit pusat pengering dan 64 unit silo jagung dengan total kapasitas 192 ribu ton. Selain itu, pembangunan gudang penyimpanan kedelai sebanyak 13 unit, dengan kapasitas gudang 45 ribu ton. "Kami menerima tambahan dana Rp 2 triliun dari PMN pada 31 Desember 2016. Uangnya masih disimpan belum digunakan sama sekali," tutur Wahyu.
Ia menambahkan, kini Bulog tengah melakukan tender agar proyek infrastruktur tersebut bisa segera dilaksanakan. "Hari ini penentuan studi kelayakan program," ujarnya.
Baca juga: Laba Bulog 2016 Lampaui Target