EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga cabai rawit merah yang tak kunjung merendah membuat Perum Bulog turun tangan untuk melakukan stabilisasi harga. Namun hal tersebut masih akan dilakukan bertahap.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo mengatakan, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2016, Bulog sebenarnya fokus pada tiga komoditas dasar yaitu padi, jagung dan kedelai (Pajale). Sedangkan untuk 8 komoditas lainnya termasuk gula, minyak goreng, daging, bawang merah, dan cabai tergantung dari perintah rapat koordinasi terbatas (Rakortas).
Namun pada saat-saat tertentu, seperti ketika harga cabai meroket beberapa waktu lalu tanpa diperintahkan, perusahaan pelat merah ini melakukan tindakan. "Saat cabai lagi naik itu, kita beli cabai di Magelang, kita krim ke Bali dan Kalimantan. Sehingga mengurangi selisih-selisih harga," ujar dia, Rabu (8/2).
Beberapa dive di daerah tetap membantu distribusi cabai tersebut meski tidak dengan volume besar. Sebab, ia menambahkan, cabai merupakan komoditas mudah rusak yang perlu segera disalurkan ke konsumen.
Selain itu, fasilitas yang dimiliki Bulog sejauh ini masih merupakan gudang yang diperuntukkan bagi beras. "Kalau terlalu besar kan ada risiko, tapi bukan berarti tidak kita lakukan," ujarnya.
Ke depannya, cabai tersebut diakui Imam akan masuk ke dalam komoditas yang dijual di Rumah Pangan Kita (RPK). Namun hal tersebut masih menunggu kesiapan fasilitas yang dimiliki Bulog sebelum disalurkan ke RPK-RPK yang ada. Selama ini RPK masih fokus menyalurkan empat komoditas pangan yakni beras, gula, minyak goreng, dan terigu.
Bahkan, RPK yang saat ini berjumlah 9.298 unit diharapkan bisa menjadi lokasi operasi pasar. "Kalau selama ini operasi pasar hanya di titik tertentu, nanti secara bertahap RPK itu jadi operasi pasar," katanya.