EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melakukan serangkaian pertemuan bilateral di Maputo Mozambik dengan Presiden, Perdana Menteri dan Menlu Mozambik pada 7 Februari 2017. Pertemuan itu untuk mengusulkan tujuh area prioritas kerja sama ekonomi konkret Indonesia-Mozambik.
"Kunjungan saya ke Mozambik ini, selain sebagai utusan khusus Presiden RI untuk menyerahkan undangan KTT IORA juga untuk merevitalisasi kerja sama ekonomi Indonesia- Mozambik," kata Menlu Retno Marsudi seperti disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu (8/2).
Untuk itu, Pemerintah Indonesia dan Mozambik sepakat untuk mengambil langkah untuk memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara di tujuh area prioritas yang diusulkan Menlu RI.
Pertama, Menlu RI mengusulkan kerja sama di sektor energi, di mana Indonesia mengharapkan dapat diberikan akses lebih besar pada sektor energi Mozambik. Saat ini terdapat dua perusahaan Indonesia yang sudah berinvestasi di sektor energi dan pemerintah RI mengharapkan agar kedua perusahaan tersebut mendapat dukungan untuk melakukan ekspansi operasi di Mozambik.
Kedua, Menlu Retno menyoroti pentingnya untuk meningkatkan perdagangan bilateral Indonesia-Mozambik yang cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir. "Kita harus ambil langkah sungguh-sungguh untuk mengurangi berbagai hambatan dalam perdagangan kedua negara kita termasuk terkait tarif," ujar dia.
Ketiga, pemerintah RI terus mendorong upaya perluasan pasar produk-produk Indonesia di Mozambik. Di bidang industri strategis, telah terdapat minat pembelian sejumlah kendaraan lapis baja Anoa dan kapal Fast Attack Missiles oleh Mozambik.Minat tersebut diharapkan dapat segera terealisasi.
Keempat, Menlu Retno dalam kesempatan tersebut juga menawarkan produk gerbong kereta api Indonesia yang sebelumnya telah berhasil menembus pasar Bangladesh. "Kualitas gerbong kereta api Indonesia sangat baik, yang dapat mendukung program pembangunan sistem transportasi kereta api Mozambik," kata dia.
Kelima, Menlu RI juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk bekerjasama dengan Mozambik di sektor dokumen pengamanan, termasuk percetakan uang. Keenam, Menlu Retno mengusulkan kerja sama terkait dengan perdagangan kapas yang juga memiliki potensi signifikan.
Indonesia menawarkan mekanisme forward processing untuk komoditas kapas di Mozambik. "Mekanisme tersebut dapat menjadi langkah awal bagi investasi sektor kapas dan tekstil Indonesia di Mozambik," ujar Retno.
Ketujuh, Menlu RI juga menyampaikan minat Indonesia untuk mengimpor beberapa bahan baku dari Mozambik untuk produksi nasional, seperti tembakau dan berbagai jenis kacang. Mozambik merupakan salah satu mitra dagang utama RI di Afrika. Pada periode Januari-Oktober 2016, perdagangan kedua negara turun menjadi 34 juta dolar AS dari nilai 106 juta dolar AS pada tahun 2015.