EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian berencana menyiapkan toko tani Indonesia (TTI) hingga ke pemukiman-pemukiman warga. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat memperoleh bahan pangan dengan harga yang lebih murah dari pasaran.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, untuk meluaskan jangkauan TTI hingga ke pemukiman warga tersebut maka pihaknya menyiapkan unit-unit mobil khusus yang bisa mengangkut komoditas pangan. "Nantinya, mobil-mobil (TTI) ini akan menjangkau hingga ke lingkungan RT maupun RW bahkan hingga ke rusun-rusun (rumah susun)," kata Amran.
Untuk itu, kata dia, pihaknya menargetkan 1.000 terbangun di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) pada 2017. TTI tersebut khususnya tersebar di wilayah Jabodetabek. TTI tersebut akan menjual berbagai bahan kebutuhan pangan bagi masyarakat seperti beras, bawang merah, cabai, dan daging sapi.
"Kita mulai fokus Jakarta. Tahun lalu ada Jakarta, Surabaya, Jawa Tengah. Tapi tahun ini fokus 1.000 toko tani karena Jakarta merupakan barometer di Indonesia," kata dia.
Amran menyatakan, dengan dikembangkannya TTI yang menjangkau langsung hingga ke konsumen akan mampu memotong rantai pasok distribusi bahan pangan yang sebelumnya delapan titik menjadi tiga titik sehingga mampu menurunkan harganya. Saat ini, menurut dia, sudah ada 22 TTI yang tersebar di Jabodetabek dengan total komoditas pangan pokok dan strategis terdiri atas beras tujuh ton, gula pasir tiga ton, bawang merah 650 kg, cabai merah 600 Kg, dan daging sapi 500 kg.
Sedangkan harga jual untuk beras Rp 8.000/kg, daging sapi Rp 80 ribu/kg, daging kerbau Rp 65 ribu/kg, bawang merah Rp 14.500/0,5 kg, cabai merah keriting Rp 10 ribu/0,25 kg dan gula pasir Rp 12.500/kg. Kemudian minyak goreng Rp 12 ribu/Liter dan bawang putih Rp 8.500/0,25 Kg. Selain itu, juga ada 20 TTI DKI Jakarta yang selama ini menyediakan beras dan gula pasir. Mentan optimistis keberadaan TTI ini nantinya akan bisa menekan harga pangan di pasaran.
"Ini akan bisa menekan harga di pasaran, sebab komoditas pangan yang dijual di TTI ini harganya lebih murah jika dibandingkan dengan harga di pasaran. Apalagi kalau nantinya TTI jumlahnya telah mencapai 1.000 unit," ujarnya.