EKBIS.CO, DHAKA -- Kapal bantuan Malaysia telah tiba di Bangladesh pada Senin (13/2) kemarin. Kapal itu membawa bantuan untuk puluhan ribu Muslim Rohignya yang melarikan diri dari Myanmar.
Hampir 70 ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar, dari Rakhine ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan mayoritas atau militer Myanmar. Kantor HAM PBB menduga, pasukan keamanan Myanmar telah melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Muslim.
Tapi, Myanmar terus saja membantah hampir semua tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, dan malah menuduh kekerasan yang terjadi cuma menimpa pos keamanan pada serangan Oktober lalu. Kekerasan sendiri telah memantik kemarahan sejumlah negara tetangga di ASEAN.
Kapal ini sendiri berasal dari kelompok-kelompok Muslim, untuk mengatur pengiriman lebih dari 2.000 ton bantuan untuk Rohingya. Kapal pertama telah sampai di Yangon, pekan lalu, dan menurunkan lebih dari 500 ton suplai bantuan.
Kapal bantuan sendiri sempat tertahan di kota pesisir Teknaf saat menuju Pelabuhan Chittagong, dekat perbatasan Myanmar. Saat ini, semua tengah berusaha membuat pengaturan agar kapal bantuan dapat membongkar muatannya dan menyampaikan bantuannya.
"Kami tidak diperbolehkan untuk turun kapal atau untuk mengunjungi kamp-kamp," kata salah satu relawan misi yang tidak mau disebutkan namanya, seperti dilansir Saudi Gazette, Selasa (14/2).
Sayangnya, Kepala Administrator Distrik Pesisir Cox Bazar Ali Hossain mengaku belum memberikan izin kepada siapa pun dari kapal. Padahal, hari ini sejumlah pejabat dari Kementerian Luar Negeri Malaysia akan menghadiri serah terima kiriman bantuan.