EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, adanya penurunan ekspor Indonesia pada Januari 2017 karena dipicu menurunnya ekspor nonmigas yang mencapai 3,70 persen. Ekspor nonmigas tercatat turun dari 12,58 juta dolar AS menjadi 12,11 juta dolar AS.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan eskpor pada Januari ini menurun dibandingkan Desember 2016 karena menurunnya permintaan dari luar negeri dan masih tingginya harga komoditas. Meski begitu, Suhariyanto mengatakan pada ekspor migas memang terjadi kenaikan sebesar 1,72 persen dari 1,25 juta dolar AS menjadi 1,27 dolar AS.
Peningkatakan ekspor migas ini disebabkan meningkatnya ekspor hasil minyak sebesar 49,10 persen dan ekspor gas sebesar 4,47 persen. Namun, di sektor minyak mentah mengalami penurunan sebesar 14,32 persen karena adanya kebijakan pemotongan produksi oleh OPEC sehingga kebutuhan luar negeri menjadi tak banyak.
"Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari 51,90 dolar AS per barel pada Desember menjadi 51,88 dolar AS per barel," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Kamis (16/2).
Lihat juga: Indonesia Cetak Rekor Surplus Perdagangan
Suhariyanto mengatakan meski begitu, ada beberapa potensi yang terjadi pada ekspor non migas. BPS melihat adanya kenaikan ekspor dibandingkan Desember lalu pada jenis bijih konsentrat, kerak dan abu logam. Sedangkan ekspr karet dan barang turunan karet juga naik sebanyak 10,55 persen.
Sektor yang memicu penurunan ekspor pada jenis ikan dan udang yang biasanya menjadi pemicu kenaikan ekspor Indonesia. Pada tahun ini menurun hingga 23,77 persen atau senilai 67,3 juta dolar AS. Sedangkan kopi dan rempah rempah juga turun menyumbang penurunan eskpor sebanyak 21,05 persen.
"Perhiasan dan permata serta pakaian jadi yang biasanya menjadi faktor kenaikan ekspor juga agak melemah pada Januari ini," ujar Suhariyanto.