Senin 20 Feb 2017 20:03 WIB

Indonesia Jadi Pasar Potensial Perhiasan Emas

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Perhiasan emas
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perhiasan emas

EKBIS.CO, JAKARTA -- Euromonitor International menyebut Indonesia sebagai pasar potensial industri perhiasan emas. Saat ini, Indonesia berada di posisi ketiga pasar perhiasan emas terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand dan Malaysia.

Global Industry Analist Euromonitor International, Jasmine Seng, memaparkan Indonesia menjadi pasar potensial bagi industri perhiasan emas karena memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Terlebih, dengan data pertumbuhan ekonomi yang positif, maka kemampuan daya beli masyarakat untuk berinvestasi di emas diprediksi akan terus meningkat.

"Indonesia adalah pasar yang menjanjikan bagi industri perhiasan emas," ujarnya, dalam acara diskusi 'Prospek Industri Perhiasan Emas Indonesia' di Jakarta, Senin (20/2).

Komisaris Utama PT. Hartadinata Abadi, Ferriyady Hartadinata, salah satu pelaku industri perhiasan emas di Indonesia, mengatakan saat ini jenis perhiasan emas yang paling banyak diminati konsumen adalah emas dengan kadar 10-14 karat. Sebab, emas dengan kadar tersebut nilai investasinya cukup terjangkau bagi masyarakat umum. Adapun emas di atas 14 karat umumnya dimiliki masyarakat kelas menengah ke atas.

Sebagai pemilik empat pabrik perhiasan emas, Ferri mengakui bahwa permintaan emas tak pernah menurun. Ia menyebut bahwa hal itu terjadi karena emas telah menjadi bagian dari kebudayaan orang Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia, kata Ferri, emas menunjukkan status sosial. "Terutama di daerah-daerah, seperti di Pantura, acara adat pakai emas," ujarnya.

Bagi masyarakat kota, sambung Ferri, desain perhiasan menjadi salah satu pertimbangan yang menentukan saat membeli emas. Namun, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat di desa. Masyarakat di desa lebih peduli jika perhiasan mereka nampak besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement