Senin 20 Feb 2017 20:42 WIB

Sawahlunto akan Bangun Museum Pendidikan Tambang

Rep: subroto/ Red: Budi Raharjo
Seminar Nasional Paska Tambang Batubara oleh PT Bukit Asam Unit Produksi Ombilin di Sawahlunto, Senin (20/2).
Foto: isitmewa
Seminar Nasional Paska Tambang Batubara oleh PT Bukit Asam Unit Produksi Ombilin di Sawahlunto, Senin (20/2).

EKBIS.CO, SAWAHLUNTO -- PT Bukit Asam Unit Produksi Ombilin akan membangun museum pendidikan tambang di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. Museum nantinya akan menjadi daya tarik wisatawan, selain sebagai tempat pendidikan pertambangan.

"Saat ini sedang dalam persiapan. Kita berharap museum nantinya akan beroperasi tahun 2019," kata Eko Budi Saputro, General Manager PT BA Unit Produksi Ombilin di Sawahlunto, Senin (20/2).

Berbicara dalam Seminar Nasional Pasca Tambang Batubara, Eko mengatakan pembangunan museum tersebut merupakan bagian dari rencana setelah berakhirnya operasional PT BA di Sawahlunto tahun 2019  nanti. Museum yan akan dibangun antar lain museum eksplorasi, museum tambang terbuka, museum tambang tertutup, museum bengkel dan sebagainya. "Kita memanfaatkan fasilitas  dan peralatan yang kita punya," katanya.

Museum itu nantinya kata Eko akan dilengkapi dengan koleksi tambang yang dimilki PT BA Unit TBO. Museum juga dilengkapi dengan dokumen-dokumen dalam bentuk digital yang dapat diakses pengunjung.

"Koleksi kita lengkap. Nantinya museum ini akan menjadi rujukan untuk mempelajari operasiona tambangl," tutur Eko.

Pakar pertambangan Universitas Andalas Padang Ihsannul Kamil mengatakan penutupan tambang PT BA di Sawalunto memang mengurangi nilai ekonomi, tapi justeru bisa jadi ispirasi kehidupan ke depannya. "Sawahlunto memiliki sejarah panjang teknologi pertambangan dan itu merupakan asset luar biasa yang harus dimanfaatkan, " katanya.

Isannul mengusulkan selain museum, Sawahlunto juga dijadikan pusat  sertifikasi uji kompetensi pertambangan."Tambang boleh ada di seluruh dunia tapi sertifikasi dan uji kompetensi di bidang pertambangan ada di Sawahlunto. Kita punya fasilitas dan kapasitas untuk itu."

Sejarawan Universitas Negeri Padang Mesika Zed menyarankan agar Sawahlunto membangun ekonomi kreatif paska penutupan tambang nanti. Dia mencontohkan Kota Freiburg di Jerman yang sukses setelah penutupan tambang. "Perlu ada kajian mendalam yang melibatkan banyak pihak" sarannya.

Eko menuturkan museum nantinya akan dilengkapi perlengkapan praktik pertambangan. Jadinya pengunjung bukan hanya bisa melihat tapi juga praktek. "Kita juga menyisakan satu tambang yang bisa digunakan untuk praktik beserta pelatannya," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement