Rabu 22 Feb 2017 20:52 WIB

Cabai Impor Kurang Diminati Warga Denpasar

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

EKBIS.CO, DENPASAR - Walau harganya lebih murah, cabai impor kurang diminati oleh warga masyarakat Denpasar, Bali. Cabai rawit bewarna merah yang sudah dikeringkan itu, hanya dibeli oleh pengusaha warung makanan.

"Kalau warga masyarakat jarang membeli cabai impor, sebaliknya lebih suka cabai lokal, walau harganya lebih mahal," kata Sumartini, pedagang bumbu-bumbuan di Pasar Badung Denpasar.

Kepada Republika, Rabu (22/2), Sumartini mengatakan, sejak tiga bulan lalu, tepatnya menjelang Natal, harga cabai terus naik dan kini bertengger di harga Rp 130 ribu sekilo. Sedangkan kata Sumartini, harga cabai impor hanya sekitar Rp 80 ribu.

Bagi pedagang makanan jelas Sumartini, cabai impor yang dijual dalam kondisi kering, cukup membantu para penjual makanan. Karena cabai itu selain cukup pedas, harganya juga relatif lebih murah. "Entah mengapa warga masyarakat kebanyakan memilih cabai lokal. Apa karena penampilan cabai lokal yang kelihatan masih segar, sehingga itu yang mereka pilih," katanya.

Cabai impor ternyata hanya ada di kota Denpasar saja, karena di kota-kota kabupaten di Bali, cabai impor sulit didapat. Pemilik warung soto "Pak Kumis" di kota Negara, Bali Barat, Rugaya, mengaku belum pernah membeli cabai impor. "Saya belum pernah lihat cabai impor, jadi hanya beli cabai lokal saja," katanya.

Menyiasati agar bisa dapat membeli cabai dengan harga lebih murah, Rugaya mengaku membelinya dari Banyuwangi, Jawa Timur. Di kota tertimur Provinsi Jawa Timur itu sebutnya, harga cabai di petani hanya berkisar Rp 70 ribu sekilo.

"Mending saya beli ke petani di Banyuwangi saja. Dengan perbedaan harga yang lumayan itu, dia bisa menghemat banyak, karena saat kulaan ke Banyuwangi, dia juga membeli keperluan lain untuk warungnya, yang harganya di Banyuwangi jauh lebih murah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement