Senin 27 Feb 2017 15:03 WIB

Bawang Merah Bikin Rugi, Petani Indramayu Pindah Tanam Terong

Rep: Lilis Handayani/ Red: Angga Indrawan
seorang petani bawang merah asal Desa/Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Nurkholis sedang melihat perkembangan tanaman terong miliknya, Senin (27/2). Akibat kerap merugi saat menanam bawang merah, Nukholis akhirnya mengalihkan budidaya tanamannya ke te
Foto: Lilis sri handayani/Republika
seorang petani bawang merah asal Desa/Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Nurkholis sedang melihat perkembangan tanaman terong miliknya, Senin (27/2). Akibat kerap merugi saat menanam bawang merah, Nukholis akhirnya mengalihkan budidaya tanamannya ke te

EKBIS.CO,  INDRAMAYU – Kenaikan harga bawang merah dalam beberapa hari terakhir tak dapat dinikmati oleh seluruh petani bawang. Ada di antara mereka yang telah beralih pada tanaman terong karena selalu merugi pada musim tanam bawang merah tahun lalu.

Hal itu seperti yang dialami seorang petani bawang merah asal Desa/Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Nurkholis. Dia mengaku rugi belasan juta saat panen bawang pada pertengahan November 2016 silam.

"Tingginya intensitas hujan pada tahun lalu membuat tanaman bawang merah diserang banyak hama," ujar Nurkholis kepada Republika.co.id, Senin (27/2).

Nurkholis menjelaskan, menanam tanaman bawang merah di lahan seluas 2.000 meter persegi pada September 2016 lalu. Modal yang telah dikeluarkannya mencapai Rp 25 juta. Selain untuk membeli bibit, modal tersebut juga digunakannya untuk membeli pupuk dan obat-obatan anti hama.

"Penyemprotan jadi lebih sering dilakukan untuk mengatasi banyaknya hama," terang Nurkholis.

Namun, upaya Nurkholis tak membuahkan hasil yang diharapkan. Hasil panen bawang merahnya tetap turun, yakni hanya satu ton. Padahal, dalam kondisi normal, lahan seluas 2.000 meter persegi bisa menghasilkan bawang merah sebanyak 2,5 ton sampai tiga ton.

Tak hanya kuantitasnya, tingginya curah hujan dan serangan banyak hama juga membuat kualitas bawang merah milik Nurkholis menjadi kurang bagus. Akibatnya, bawang merahnya dihargai murah. Dari modal Rp 25 juta yang dikeluarkannya, dia hanya bisa memperoleh hasil panen senilai Rp 10 juta.

"Sudahlah hasilnya sedikit, harganya pun murah. Jadi ya rugi," keluh Nurkholis.

Kerugian yang dialami dari menanam bawang merah itu akhirnya membuat Nurkholis beralih pada budidaya tanaman terong. Dia berharap, hasil dari panen terong mampu menutupi kerugian yang dialaminya dari hasil menanam bawang merah.

Hal serupa juga dilakukan seorang petani bawang merah asal Desa Bulak Lor, Kecamatan Jatibarang, Sadi. Dia juga mengaku tidak menanam bawang merah pada musim tanam kali ini akibat merugi pada musim tanam sebelumnya.

 "Rugi puluhan juta rupiah," tutur Sadi.

Sadi mengaku kini beralih pada tanaman padi. Dia pun berharap, hasil panen yang akan dilakukannya pada Maret bisa membawa keuntungan. 

Harga bawang merah di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu mulai merangkak naik. Hal itu diperkirakan akibat adanya petani bawang merah yang beralih budidaya maupun bencana banjir di sentra bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Harga bawang merah di Pasar Baru Indramayu saat ini sudah mencapai Rp 48 ribu per kilogram. Padahal, seminggu sebelumnya, harga bawang merah masih Rp 32 ribu per kilogram. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement