EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia dan Perancis bekerja sama dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). MOmen ini ditandai dengan launching French Reneable Energy Group 1 (FREG) di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, di Jakarta, pada Selasa (28/2).
FREG merupakan wadah bagi perusahaan-perusahaan Perancis yang sudah beroperasi di Indonesia maupun para pelaku usaha Perancis yang tertarik untuk masuk ke sektor EBT di Indonesia. FREG akan menjadi kepanjangan tangan dari French Syndicate of Renewable Energy (SER), organisasi EBT terbesar di Perancis.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan menjelaskan komitmen pemerintah menggunakan EBT 23 persen dalam bauran energi nasional pada 2025. Kerja sama ini untuk mendukung target tersebut.
Meski demikian, Jonan mengakui untuk mencapai target 23 persen belum tentu terealisasi. "Tapi setidaknya kita berusaha untuk mencapai sekitar 20 (Persen)," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (28/2).
Ia menyebutkan salah satu tantangan adalah tarif penggunaan EBT. Di negara yang lebih maju seperti di Perancis atau Eropa Barat lainnya, menurut dia tantangan ini kurang terasa lantaran berpendapatan lebih tinggi.
"Jadi di Perancis, atau Eropa Barat pengadaan sekitar 40 ribu dolarAS PDB per kapita dengan persentase yang sangat rendah orang-orang yang mendapatkan sesuatu yang kurang dari 10 ribu dolar AS. Sangat rendah, mungkin hanya 5 persen," tuturnya menerangkan.
Sementara di Indonesia, lanjut Jonan, kesenjangan ekonomi masih besar. Ia merincikan sekitar 5 persen berpendapatan sebanyak 100 ribu dollar AS per tahun. Sebanyak 20 hingga 30 persen di bawah 2.000 dolar AS per tahun. "Atau mungkin kurang dari 1.000 dolar AS per tahun," tutur mantan Menteri Perhubungan ini.