Selasa 28 Feb 2017 22:48 WIB

Penyebab Harga Properti Selalu Naik Setiap Tahun

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Kenaikan harga yang rutin membuat investasi properti masih jadi primadona.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Kenaikan harga yang rutin membuat investasi properti masih jadi primadona.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Investasi properti kerap disukai setiap orang. Pasalnya, selain harganya selalu naik setiap tahun, harga properti lebih stabil dari pengaruh berbagai faktor spekulasi. Selain itu, keuntungan yang didapatkan juga berganda, dari kenaikan harga tanah atau capital gain dan kenaikan harga penggunaan atau sewa pertahun (yield).

AVP Strategic Marketing Agung Podomoro Land, Agung Wirajaya mengatakan Agung Podomoro tidak hanya memperhatikan harga yang selalu naik. Menurutnya, properti yang dibangun oleh APL dapat menjadi ikon.

“Bagi pengembang seperti kami, sebetulnya tidak hanya profit yang dicari dari kecenderungan harga properti yang selalu naik. Kami juga berharap bangunan vertikal yang kami bangun di beberapa kota seperti Batam, Karawang, Cimanggis maupun Balikpapan menjadi ikon kota tersebut,” ujar Agung melalui keterangan tertulisnya, Selasa (28/2).

Namun, di tengah optimisme pasar properti yang membuncah di tahun 2017, ada 6 penyebab yang patut dipertimbangkan kenapa investasi properti lebih menjanjikan dibanding unit investasi lain. Pertama, faktor luas tanah yang tak bertambah. Kebutuhan terhadap tempat tinggal terus bertambah dari tahun ke tahun. 

Pasokan tanah di muka bumi tidak mungkin bertambah. Oleh karena itu, sesuai dengan hukum supply and demand, situasi tersebut membuat kenaikan kebutuhan dan harga-harga properti dari tahun ke tahun.

Kedua, jumlah penduduk terus bertumbuh. Jumlah populasi manusia di bumi yang terus membengkak dan tidak dibarengi dengan perluasan tanah membuat harga properti terus naik dari tahun ke tahun. Begitu juga populasi di kota-kota besar di Indonesia.

Ketiga, adalah faktor inflasi. Setiap tahun terjadi inflasi. Meski prosentasenya berbeda-beda tetapi mempengaruhi sektor-sektor lain seperti, tingkat suku bunga, percepatan kredit pinjaman, harga bahan bakar, harga-harga kebutuhan pokok, tak terkecuali harga properti.

Keempat, kenaikan harga bahan dasar properti. Seperti harga-harga kebutuhan lain, inflasi juga turut menaikkan harga bahan-bahan dasar bangunan setiap tahun. Seperti harga pasir, semen, batu bata, kayu, cat, dan lain-lain. Akumulasi kenaikan harga-harga bahan dasar bangunan itu ikut menaikkan harga properti setiap tahun.

Kelima, faktor pertumbuhan kelas menengah. Setiap negara sedang giat membangun. Hasil dari pembangunan itu adalah meningkatnya jumlah kelas menengah. Mereka dicirikan selain rata-rata mempunyai pendidikan yang baik, juga mempunyai penghasilan yang stabil. 

"Jika mereka membentuk ikatan rumah tangga, terbentuk dua orang suami-istri yang masing-masing memiliki pendapatan stabil. Mereka inilah pasar paling potensial investasi properti," 

Seperti memanfaatkan turunnya suku bunga dan tumbuhnya properti-properti baru yang kian menarik. Semakin meningkat jumlah kelas menengah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, akan meningkatkan kebutuhan properti.

Keenam, adanya peningkatan industri dan lapangan kerja. Properti secara umum dibagi menjadi 2, yakni properti residensial (hunian) dan properti komersial (sarana bisnis). Jika industri di suatu wilayah berkembang, akan meningkatkan kebutuhan properti komersial yang selanjutnya juga akan menaikkan tenaga kerja. Harga-harga properti kemudian akan melonjak sesuai permintaan, termasuk properti residensial.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement