EKBIS.CO, SEMARANG -- Proses pekerjaan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, di wilayah Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan progres yang positif. Saat ini pekerjaan fisik pembangkit berkapasitas 2 X 1.000 Megawatt (MW) ini telah mencapai 23 persen.
Presiden Direktur (Presdir) PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), Takashi Irie mengatakan, capaian ini dapat diwujudkan dalam waktu efektif delapan bulan sejak dimulainya pekerjaan fisik tapak PLTU, yang berlokasi di wilayah Kecamatan Kandeman ini.
Ia juga mengakui, meski proses awal pembebasan lahan untuk PLTU ini sebelumnya sempat tersendat selama hampir empat tahun, tahapan pekerjaan konstruksi saat ini sudah dapat dilaksanakan dengan capaian yang menggembirakan.
Pihaknya optimistis proses penyelesaian proyek Kerjasama antara Pemerintah dengan Swasta (KPS) ini akan bisa dicapai sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan pada 2020 mendatang. "Sehingga pada tahun yang sama, pembangkit listrik ini sudah bisa beroperasi dan memproduksi listrik untuk kebutuhan PLN," ujarnya, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan, di Semarang, Rabu (1/3).
Menurut Taka, sapaan akrab Takashi Irie, PLTU Batang yang menempati lahan seluas 226 hektare ini mengaplikasikan teknologi Ultra Super Critical (USC) pertama dan berskala besar yang pernah ada di Indonesia. Teknologi ini memiliki sejumlah keunggulan seperti efisiensi panas yang lebih tinggi. USC juga memungkinkan konsumsi batu bara serta emisi CO2 yang lebih rendah. "Ini lebih ramah lingkungan," ujarnya.
Terkait hal ini, ia juga mengapresiasi berbagai pihak yang telah bekerja sama dan mendukung kelancaran pembanguna PLTU dengan infestasi proyek senilai 4,2 miliar dolar AS ini. Baik Pemerintah, pihak pemberi pinjaman, serta masyarakat.
Ia juga mengatakan, kehadiran PLTU Batang diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pemerataan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian nasional dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik nasional yang semakin meningkat. PT BPI juga berkomitmen mendukung pemberdayaan maupun peningkatan kapasitas masyarakat yang berada di sekitar PLTU Batang melalui berbagai program.
"Misalnya melalui program-program CSR, pelatihan motivasi dan kewirausahaan pada sejumlah usaha kecil di Batang, permodalan, peningkatan ketrampilan hingga bantuan program pendidikan dan kesehatan," tambahnya.