EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM akan menindaklanjuti kesepakatan dengan Arab Saudi yang ditandatangani di Istana Bogor, Rabu (1/3). Sekretaris Kemenkop UKM Agus Muharram mengatakan, pihak Arab Saudi lebih fokus memprioritaskan Usaha Kecil Menengah (UKM), terutama yang menengah dan telah menerapkan teknologi di produknya.
"Kalau yang mikro mereka kurang berminat," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (2/3).
Ia mencontohkan, produk yang diminati seperti mebel yang sudah menggunakan mesin sehingga dapat diekspor dalam jumlah besar dan dengan kualitas tinggi. Begitu juga dengan UKM yang telah memiliki pengemasan dengan label bersertifikat.
Agus menjelaskan, kedatangan delegasi Arab Saudi tersebut, selain untuk bertukar informasi juga sebagai tindak lanjut dari MoU mengenai kerja sama pengembangan UKM. Ada enam poin yang dimuat dalam kerja sama tersebut, antara lain pertukaran informasi mengenai program-program UKM, pertukaran tenaga ahli, fasilitasi kerja sama dalam meningkatkan kualitas produk dan daya saing UKM, kerja sama pelatihan vocational dan managerial, fasilitasi kerja sama UKM dan menyediakan informasi, serta peluang-peluang dan dukungan untuk UKM dalam mengakses pasar di kedua negara.
Sebagai tindak lanjut berikutnya, ia mengaku pihaknya tidak bisa bekerja sendiri, melainkan akan melakukan kerja sama dan koordinasi dengan kementerian lain, seperti Kementerian Riset dan Dikti, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Pertanian. "Pertemuan berikutnya, 1-2 bulan lagi, mereka ingin membahas dengan kementerian terkait," kata Agus.
Sementara itu, Gubernur Otoritas UKM Kerajaan Arab Saudi Ghsaan Alsuliman mengatakan, pihaknya telah membangun kawasan ekonomi bernama King Abdullah Economic Center yang berlokasi di antara Jeddah, Madinah, dan Riyadh.
"Kami berharap, produk UKM dari Indonesia bisa menjadi bagian dari itu. Karena kami ingin melakukan kerja sama dalam mengembangkan UKM yang berdaya saing dan berbasis teknologi," katanya melalui siaran pers.
Baca juga: Perdagangan Indonesia dan Arab Saudi Kini tanpa Perantara