EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) telah meluncurkan produk Schroder Global Sharia Equity Fund (USD) pada 22 Februari tahun lalu. Produk tersebut dinilai mempunyai pasar besar di dunia.
"Seperti namanya, produk Schroder Global Sharia Equity Fund diinvestasikan secara global dan mengikuti aturan syariah. Investasinya pun di equity bukan sukuk atau bonds," jelas Presiden Director PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi, di Jakarta, Rabu, (8/3).
Menurutnya, investasi syariah global berpotensi besar. Bila dilihat pada indek Dow Jones Islamic Market (DJIM) terdapat sekitar 2.600 saham yang terdaftar dan tentunya sudah memenuhi aturan syariah (sharia comply).
"Jadi pilihan investasi lebih banyak, tapi kita nggak akan investasi ke semuanya. Hanya 100 sampai 150 saham yang punya nilai dan punya pertumbuhan saja. Kita nggak akan investasi di perusahaan yang mahal dan nggak tumbuh," jelas Michael.
Ia menuturkan, produk global sharia stock itu, akan menginvestasikan uang nasabah dalam dolar AS di luar negeri, sehingga hasil investasinya juga dalam dolar. Michael menegaskan, OJK juga sudah memberikan izin kepada fund management lokal untuk investasi dana di luar negeri.
Sebanyak 66,4 persen nantinya diinvestasikan ke berbagai perusahaan di Amerika Utara. Schroders Indonesia memperkirakan perekonomian Amerika akan tumbuh sejalan dengan kebijakan Presiden Donald Trump.
Kemudian sebanyak 27 persen akan diinvestasikan ke perusahaan teknologi. Sedangkan 18,3 persen ke perusahaan Healthcare. "Di Indonesia akses ke perusahaan teknologi masih sulit karena perusahaan teknologi yang sudah listed sangat kecil," tambah Michael.
Dirinya menjelaskan, Schroders Indonesia untuk berinvestasi juga memilih perusahaan high quality dan pertumbuhannya tidak tergandung pada perekonomian suatu negara. Di antaranya perusahaan Apple Inc, IBM, Johnson&Johnson, Nestle, dan Roche.
Meski produknya syariah namun Schroders hampir tidak berinvestasi ke perusahaan di kawasan Timur Tengah. "Hal itu karena perusahaan yang memenuhi sharia comply itu global. Tidak memandang negaranya. AS sebenarnya market terbesar bagi sharia comply di dunia," tutur Michael.
Ia yakin produk Schroder Global Sharia Equity Fund dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk berinvestasi. Apalagi, nasabah pun dapat mengawasi langsung investasinya tersebut.
Sejak diluncurkan pada Februari tahun lalu, produk itu telah meraup dana kelola sebesar 18,2 juta dolar AS. Ditargetkan ke depan dapat mencapai 100-150 juta dolar AS. Sampai Februari 2017, total dana kelola Schroders Indonesia dari pihak ketiga sebesar Rp 78 triliun dengan 54 persen klien berasal dari institusional.