EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Waralaba Indonesia Anang Sukandar, menyebut industri waralaba lokal hanya tumbuh dua persen, atau bertambah 120 gerai baru, sejumlah 2016. Sementara, pertumbuhan waralaba asing di tahun yang sama mencapai lima persen dengan penambahan sekitar 400-an gerai baru.
Menurut Anang, pada tahun 2015 pertumbuhan waralaba lokal juga hanya mampu mencapai angka dua persen. "Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan waralaba lokal konstan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/3).
Waralaba lokal, sambung Anang, pernah mencapai masa kejayaan di awal tahun 2000-an di mana pertumbuhannya mencapai lima persen. Kendati pertumbuhan waralaba lokal mengalamai stagnansi, ia masih optimistik model bisnis franchise akan terus berkembang di Indonesia.
Apalagi, kata Anang, saat ini semakin banyak gerai waralaba yang bekerjasama dengan perusahaan aplikasi belanja online yang memungkinkan konsumen membeli produk tanpa harus datang ke toko. Sinergi tersebut, kata dia, menjadi kekuatan baru yang harus dimanfaatkan para pengusaha bisnis waralaba.
Anang menyebut, bisnis waralaba di dunia hingga saat ini didominasi oleh gerai makanan dan minuman. Di Indonesia, lebih dari 55 persen gerai waralaba adalah usaha di bidang kuliner. Sisanya antara lain waralaba pendidikan, kurir, salon dan spa, apotek dan sektor jasa lainnya.
Asosiasi Waralaba Indonesia mencatat pada 2016 ada 698 waralaba dengan jumlah gerai sebanyak 24 ribu, yang terdiri dari 63 persen waralaba dan Business Opportunity (BO) lokal, serta 37 persen waralaba asing. Omzet totalnya dapat mencapai nominal Rp 172 triliun per tahun.