EKBIS.CO, SURABAYA -- Sebanyak 25 pengusaha dari Cina melakukan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (16/3). Delegasi Cina tersebut dipimpin oleh Zhang Min, Ketua Kadin Cina di Indonesia. Delegasi diterima oleh Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai perdagangan Jawa Timur – Cina pada 2016 mengalami defisit sebesar 2,65 miliar dolar AS. Defisit tersebut berasal dari nilai ekspor 1,57 miliar dolar AS dan nilai impor sebesar 4,22 miliar dolar AS. Komoditas utama non migas Jatim dari Cina antara lain, besi dan baja, mesin- mesin/pesawat mekanik, sayuran , buah-buahan dan mesin/ peralatan listrik.
Sementara data dari Pemprov Jatim menyebutkan, realisasi investasi Cina di Jatim sebanyak 82 proyek dengan total nilai Rp 2,04 triliun atau 152,7 juta dolar AS. Realisasi investasi tersebut dapat menyerap tenaga kerja 2.253 orang.
Wagub Jatim menyatakan, Pemprov Jatim telah banyak mengeluarkan izin investasi kepada investor Cina, namun belum seluruhnya direalisasikan. Pemprov, katanya, bakal terus memberikan kesempatan kepada investor Cina untuk berinvestasi di Jatim. Diharapkan pertemuan tersebut bisa memacu realisasi investasi yang ijinnya telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Para investor Cina juga dapat melihat langsung potensi Jatim yang siap menerima investasi. “Investasi nantinya diharapkan bisa direalisasikan sesuai rencana. Kemudian, tenaga kerja Indonesia bisa berkerja dan bisa mentransfer knowledge dan teknologi,” ungkap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim, Gus Ipul menjanjikan kepada delegasi dari Cina, Pemprov Jatim memberikan kemudahan untuk berinvestasi di Jatim. Salah satunya dengan memberikan empat jaminan kepada investor, antara lain kemudahan perijinan, penyelesaian masalah tenaga kerja, ketersediaan energi dan infrastruktur wilayah, serta fasilitasi penyediaan tanah.
Konsul Jenderal Cina di Surabaya Gu Jingqi mengatakan, delegasi bisnis Cina yang dipimpin Zhang Min tersebut berkunjung ke Jatim untuk mendorong para pengusaha Cina agar berinvestasi di Jatim serta berdagang, berwisata dan berinteraksi dengan masyarakat Jatim.
“Kami berharap, kunjungan delagasi Cina ke Jatim ini dapat mendorong peningkatan kerjasama Jatim – Cina. Termasuk kerjasama ekonomi dan bidang lainnya yang akan memberikan keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah dua belah pihak,” ujarnya.
Pada 2016 pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat sebesar 5,55 persen, lebih besar dari rata-rata nasional 5,02 persen. PDRB Jatim pada 2016 mencapai Rp 1.855,04 triliun atau setara 139,21 miliar dolar AS. Perekonomian Jatim 2016 ditopang oleh tiga sektor utama yakni sektor industri pengolahan sebesar 28,92 persen, sektor perdagangan 18 persen, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,31 persen.
Berdasarakan kinerja ekonomi Jatim tersebut, Provinsi Jatim telah bergeser menjadi provinsi industri, dimana sektor pertanian, industri dan perdagangan saling bersinergi. Untuk mendongkrak Pemprov Jatim terus mempromosikan produk-produk Jatim terutama nonmigas, seperti kerajinan tangan yang terus dipacu.