Jumat 17 Mar 2017 06:27 WIB

BKPM Minta Peternakan Lokal Bantu Kurangi Impor Susu

Red: Nidia Zuraya
 Pekerja memerah susu di peternakan sapi perah, Duren Tiga, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memerah susu di peternakan sapi perah, Duren Tiga, Jakarta.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap peningkatan produksi peternakan sapi perah lokal bisa mengurangi impor bahan baku susu yang kini mencapai 77 persen dari kebutuhan susu nasional.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan hadirnya peternak lokal yang mendapat pelatihan tentang praktik peternakan sapi perah bisa meningkatkan produksi susu nasional.

"Kita tidak ingin semua kebutuhan susu 77 persen masih impor. Tentu kebutuhan dan konsumsi susu nasional akan meningkat. Paling tidak domestik yang tadinya hanya bisa penuhi 23 persen, bisa ditingkatkan menjadi 40 persen untuk konsumsi susu nasional," kata Azhar pada kunjungan peternakan peserta Fonterra Dairy Scholarship di Sentul, Bogor, Kamis (16/3).

Ia mengatakan seiring dengan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan pendapatan masyarakat, kebutuhan dan konsumsi susu nasional akan bertambah namun Indonesia tidak mungkin hanya mengandalkan bahan baku susu melalui impor.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Enny Ratnaningtyas menjelaskan kebutuhan industri susu nasional sebesar 3,7 juta ton per tahun baru terpenuhi oleh produksi susu dalam negeri sebesar 23 persen atau sebanyak 850 ribu ton.

Sementara itu, 77 persen kebutuhan susu dipenuhi melalui impor dari berbagai negara, seperti Australia, Selandia Baru dan Amerika. Selain itu, konsumsi susu Indonesia juga masih terbilang rendah yakni 12,1 liter per orang per tahun. Angka tersebut masih tertinggal jauh dibanding negara berkembang lainnya, seperti Malaysia yang sudah mengkonsumsi 36-48 liter per orang per tahun.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement