EKBIS.CO, ACEH BESAR --- Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh sudah melakukan penyerapan gabah petani. Penyerapan gabah dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen raya padi di Kecamatan Indrapuri, Kamis (16/3).
Kegiatan panen raya dan serap gabah ini dihadiri langsung Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Mukti Sardjono dan Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah .
Mukti mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sangat serius meningkatkan produksi pangan di Aceh. Apalgi, Aceh mempunyai target sebagai salah satu daerah yang akan menjadi lumbung pangan nasional. Karena itu, Kementan memberikan bantuan berbagai alat mesin pertanian (alsintan), benih, perbaikan irigasi, maupun cetak sawah melalui Dinas Pertanian, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Termasuk Aceh Besar, bantuan-bantuan pertanian juga kita berikan,” kata Mukti melalui rilis yang diterima Republika, Jumat (17/3).
Mengenai proteksi lahan pertanian, Mukti mengapresiasi keseriusan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang telah membuat peraturan daerah mengenai alih fungsi lahan pertanian. Dengan adanya peraturan daerah mengenai alih fungsi lahan tesebut, jumlah lahan sawah produktif di Aceh Besar diharapkan dapat terus terjaga. “Sehingga Aceh Besar bisa terus berkontribusi sebagai lumbung pangan nasional,” ujar Mukti.
Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah menyampaikan, adanya bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), baik berupa traktor yang digunakan pada tahap persiapan maupun Combine Harvester yang dipakai pada saat pemanenan, sangat membantu para petani.
“Petani jadi lebih efektif dan efisien dalam bekerja,” katanya.
Menurut Mukhlis, Kabupaten Aceh Besar memiliki lahan pertanian cukup besar dan berada dalam satu hamparan. Karena itu, adanya bantuan alsintan sangat membantu. Para petani juga mulai terbiasa menggunakan Combine Harvester yang memiliki tga fungsi utama, yakni memotong, merontokkan, dan membersihkan padi.
“Combine Harvester dapat mengurangi kehilangan panen tinggal dua persen dibandingkan dengan panen yang dilaksanakan secara manual yang bisa kehilangan panen mencapai 11 persen,” ujar Mukhlish.
Dia menambahkan, Pemda Aceh Besar terus berupaya untuk menjaga daerah mereka sebagai sebagai lumbung pangan. Salah satu upaya nyatanya adalah dengan tidak memberi izin kepada pihak mana pun yang akan melaksanakan pembangunan di lahan pertanian yang produktif.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hutan Aceh Besar Ahmad Tarmizi mengatakan, luas baku lahan pertanian Aceh Besar mencapai 31.998 hektare dengan rata-rata produktivitas 6,2 ton per hektare.
“Produktivitas tersebut di atas produktivitas rata-rata Aceh. Lokasi yang dipanen ini masih ada sekitar 1.000 hektare telah siap panen,” ujar Ahmad Tarmizi.
Kepala Staf Kodam Iskandar Muda Brigjen TNI Achmad Daniel Chardin mengatakan, jajarannya di TNI AD telah berkomitmen membantu petani dalam mewujudkan swasembada pangan. Apalagi, Aceh Besar diharapkan dapat lebih berperan meningkatkan cadangan pangan nasional
Menurut Achmad Tarmizi, sektor pertanian saat ini merupakan sektor yang sangat penting sebagai penggerak perekonomian nasional. Perhatian pemerintah pusat dan pemerintah daerah pun sangat besar. “Karena itu, kami berharap petani Aceh Besar mau berpartisipasi mensukseskan program ketahanan pangan nasional dengan menjual hasil panennya ke Bulog,” ujar Achmad Daniel.
Dalam kegiatan panen raya tersebut juga dilakukan pembelian gabah secara langsung oleh Divre Bulog. Sebanyak 20 ton gabah petani dibeli dengan harga Rp 4.500 per kilogram gabah kering panen (GKP). Harga tersebut jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700 per kilogram. Meskipun sedang panen raya, harga gabah di Aceh saat ini masih tinggi, yakni mencapai Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per kilogram.
“Pembelian dengan harga tersebut dilakukan dengan skema komersial,” kata Keoala Divre Bulog Aceh Fatah.