EKBIS.CO, SINGARAJA -- Kalangan petani cengkeh di Desa Umejero, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali, menyatakan tahun ini hasil panen mengalami penurunan akibat cuaca yang tidak menentu. "Selain itu, penurunan hasil panen juga disebabkan siklus dua tahunan lantaran panen raya sudah terjadi tahun lalu sehingga tahun ini hanya panen biasa," kata Nyoman Arya, salah satu petani cengkeh, Sabtu.
Nyoman mengeluhkan hujan yang sempat turun dalam kurun waktu tak menentu menyebabkan bunga cengkeh rontok sehingga buahnya tidak dapat tumbuh merata. Padahal, cuaca sangat memengaruhi produksi tanaman cengkeh yang menjadi salah satu komoditi andalan masyarakat di wilayah Pulau Dewata bagian utara tersebut. "Pohon cengkeh memerlukan perhatian dan keadaan cuaca stabil," ungkap Nyoman.
Penurunan hasil panen kali ini diperkirakan mencapai lebih dari 50 persen dibandingkan panen raya. Petani kecil dengan kepemilihan lahan minim bisa dapat hasil 100 kilogram setiap panen raya. "Panen tahun ini bisa saja turun setengahnya," ujar Nyoman.
Selain itu, siklus dua tahunan juga sangat memengaruhi eksistensi tanaman cengkeh. Kondisinya berbeda dengan beberapa tahun silam saat musim hujan dan kemarau sudah dapat dipastikan waktunya. "Sekarang tidak dapat dipastikan kapan musim hujan dan kapan kemarau," jelas Nyoman.