EKBIS.CO, JAKARTA -- Keuangan Islam semakin memuat terobosan di Amerika Serikat (AS) dalam berbagai bentuk, namun masih minim dari sorotan publik. Pada masa lalu, telah terjadi peningkatan jumlah penyedia jasa keuangan Islam mulai dari koperasi maupun perusahaan investasi.
Saat ini terdapat sekitar tiga lusin lembaga penyedia jasa keuangan Islam resmi di AS, antara lain Lariba American Finance House yang berasosiasi dengan Bank of Whittier di Los Angeles. Kemudian ada pula University Bank dengan subsidiary University Islamic Financial di Michigan, dan Satuna Capital di Washington yang merupakan perusahaan investasi yang mengelola lebih dari 3,5 miliar dolar AS di sektor investasi syariah.
Pada Mei 2016 lalu terjadi kesepakatan pembiayaan syariah oleh pengembang real estate di New York untuk pembangunan di Park Place, Manhattan. CEO Soho Properties Sharif El-Gamal mengatakan, pembiayaan tersebut untuk membangun museum Islam dan sebuah menara kondominium 50 unit yang letaknya sekitar dua blok dari World Trade Center. Pembiayaan tersebut merupakan sindikasi antara Maybank dan Warba Bank dari Kuwait sebesar 219 juta dolar AS.
Bahkan, seorang investor pribadi dari Arab Saudi juga ikut berpartisipsai dalam pembiayaan sindikasi tersebut. "Ini merupakan pembiayaan sindikasi terbesar untuk konstruksi di New York, bahkan salah satu keluarga terkaya di Arab Saudi yakni Al-Subeaei juga ikut berinvestasi dalam sindikasi ini," ujar Sharif dilansir Gulf Times, Ahad (19/3).
Di sisi konsumen, keuangan islam di AS terbesar berada di pasar real estate. Produk pembiayaan rumah berbasis syariah telah populer di beberapa komunitas terutama setelah terjadi krisis subprime mortage sepuluh tahun lalu.
Jika melihat ke belakang, dasar-dasar keuangan Islam di AS dimulai pada 1990-an ketika regulator meresmikan model pembiayaan ijarah dan murabahah dalam transaksi di sektor properti. Kemudian pada 1999, AS meluncurkan Dow Jones Index Market Islam yang menjadi peluang bagi para investor untuk berinvestasi di saham syariah.
Saat ini investasi pasar modal syariah di AS sudah cukup berkembang, bahkan perusahaan investasi dan manajemen aset memiliki total dana kelola lebih dari 5 miliar dolar AS. Sementara pasar sukuk telah dibuka melalui penerbitan oleh GE Capital, Goldman Sachs, Bank University, dan perusahaan utilitas East Cameron Gas.