Senin 20 Mar 2017 11:28 WIB

Perusahaan Jerman Berencana Investasi Rp 10 Triliun di Pertambangan RI

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
area pertambangan
Foto: Republika
area pertambangan

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Sebuah perusahaan asal Jerman telah menyatakan komitmen untuk menanamkan investasinya di Indonesia senilai 800 juta dolar AS atau setara dengan Rp 10,4 triliun. Komitmen investasi tersebut disampaikan perusahaan tersebut saat bertemu dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong yang tengah melakukan roadshow keliling Eropa untuk mempromosikan peluang investasi di Indonesia. 

"Perusahaan Jerman ini menyatakan minatnya bekerja sama dengan BUMN pertambangan Indonesia untuk menanamkan modal di proyek investasi smelter nikel senilai 800 juta dolar AS," ujar Thomas, dalam keterangan resmi, Senin (20/3). 

Selain perusahaan tersebut, lanjut Thomas, ada satu perusahaan lain yang bergerak di sektor gas yang juga berminat berinvestasi di Indonesia. Namun begitu, mereka belum menyebutkan berapa nilai investasi yang akan mereka bawa ke Indonesia. 

Dalam kunjungannya ke Eropa, Thomas juga menyempatkan diri untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah lembaga perbankan dan pembiayaan asal Jerman. Ia menyebut, Jerman merupakan salah satu negara penting di Eropa yang juga merupakan kontributor utama investasi di Indonesia. 

"Tahun lalu foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Indonesia mencapai 28,9 miliar dolar AS, naik 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jerman menyumbang 133 juta dolar AS dari total nilai FDI tersebut," ungkapnya.

Selain Jerman, negara lain yang juga dikujungi Thomas dalam tur Eropa tersebut yakni Perancis Swedia, Inggris dan Denmark. BKPM mencatat, aliran penanaman modal dari Eropa dalam lima tahun terakhir mencapai 13,3 miliar dolar AS (setara dengan Rp 172,9 triliun dengan kurs rupiah Rp 13.000 per dolar AS).  Lima besar investasi dari Eropa yang masuk ke Indonesia adalah dari Belanda, Inggris, Perancis, Luxembourg dan Jerman.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement