EKBIS.CO, TANGERANG -- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menegaskan besarnya potensi koperasi di tanah air. Biasanya, koperasi hanya menyumbang sedikit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Namun, dalam dua tahun ini telah naik mencapai 4,41persen."Kita berharap tahun depan kontribusi terhadap PDB akan terus meningkat menjadi di atas 5 persen," katanya saat meresmikan kantor pusat Koperasi Syariah (Kopsyah) Benteng Mikro Indonesia (BMI) di kawasan Paramount Land, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (20/3).
Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan peran Pemda untuk mendukung maju dan berkembangnya KUMKM. Menurut Puspayoga, dalam suatu wilayah tidak perlu membuat banyak koperasi tapi tidak berkualitas, melainkan sebaliknya.
"Sedikit koperasi saja namun berkualitas dan jumlah anggotanya banyak," kata dia.
Selain itu, Puspayoga pun mendukung penuh niat Kopsyah BMI untuk turut serta menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Secara kesehatan koperasi, ia tidak meragukan Kopsyah BMI. "Namun, saya memberi saran agar segera membenahi sistem onlinenya, atau IT. Karena, koperasi penyalur KUR itu IT-nya harus tersambung dengan online system di Kemenkeu dan Bank Indonesia," tambah dia.
Saat ini, ada 32 koperasi yang sedang kita kaji agar menjadi penyalur KUR. Selain mengembangkan koperasi, menurut Puspayoga, kementriannya juga bertugas meningkatkan rasio wirausaha di Indonesia. Rasio wirausaha Indonesia saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencapai 3,1 persen dari sebelumnya 1,65 persen.
Sedikitnya ada 17 kementrian dan lembaga yang mengembangkan wirausaha. Namun Kemenkop dan UKM menjadi koordinator dalam pembinaan UMKM di seluruh Indonesia sehingga banyak dilakukan kerjasama dengan kementrian dan lembaga lain guna meningkatkan rasio wirausaha.
Sementara itu Presiden Direktur Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara menjelaskan, kinerja koperasinya mengalami perkembangan pesat dengan jumlah anggota 122.190 orang, 516 karyawan pada empat kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.
"Modal sendiri sebesar Rp 106 miliar, aset kelolaan sebesar Rp 301 miliar, dan volume pinjaman keanggotaan antara Rp 40-50 miliar perbulan dengan NPL relatif kecil hanya 0,4 persen," katanya.