EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (22/3) pagi, bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp 13.332, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.319 per dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong mengatakan bahwa meski melemah, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif masih stabil di tengah sentimen dari dalam negeri terbilang positif. "Neraca perdagangan indonesia yang konsisten mencatatkan surplus, cadangan devisa yang masih mampu mendukung ekonomi Indonesia serta terbukanya potensi kenaikan peringkat oleh Standard & Poor's (S&P) menjaga rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam," kata Lukman Leong di Jakarta, Rabu.
Dengan demikian, menurut dia, di tengah kondisi internal yang kondusif itu maka pelemahan rupiah bersifat teknikal. Pelaku pasar berorientasi jangka pendek mengambil kesempatan untuk melakukan aksi ambil untung mengingat rupiah sempat mengalami apresiasi hingga ke bawah level Rp 13.300 per dolar AS.
Di sisi lain, kata dia, bank sentral AS (The Fed) yang diproyeksikan tidak terlalu agresif untuk menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini juga akan dapat menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik. Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa konsistensi surplus neraca perdagangan indonesia menyediakan likuiditas dolar AS di dalam negeri, apalagi aliran dana asing masih terus masuk. "Selain faktor instabilitas politik jelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, faktor domestik masih didominasi oleh faktor positif sehingga ruang penguatan rupiah masih ada walaupun terbatas," katanya.