Kamis 30 Mar 2017 13:03 WIB

'Rembuk Republik', Workshop Seru Ngobrolin Teknologi

Rep: Nora Azizah/ Red: Dwi Murdaningsih
  (dari kiri) CEO Amartha Finance Andi Taufan Garuda Putra, CEO Rumah Zakat Nur Efendi, Pakar Marketing Kafi Kurnia dan Moderator Urip Budiarto menjadi narasumber acara Rembuk Republik di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (30/3).
Foto: Republika/Prayogi
(dari kiri) CEO Amartha Finance Andi Taufan Garuda Putra, CEO Rumah Zakat Nur Efendi, Pakar Marketing Kafi Kurnia dan Moderator Urip Budiarto menjadi narasumber acara Rembuk Republik di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (30/3).

EKBIS.CO, TANGERANG SELATAN -- Bicara teknologi memang tak ada habisnya. Perkembangan teknogi membuat topik pembahasan seakan tak berujung. Namun, apakah Indonesia sebenarnya sudah siap dalam menghadapi era digital?

Dalam acara 'Rembuk Republik' bertema 'Siapkah Indonesia Menghadapi Era Digital?', workshop santai tersebut mengupas peluang dan kesiapan Indonesia menghadapi dunia digital. Berlangsung selama kurang lebih lima jam ternyata tetap tidak cukup untuk mengupas habis perihal teknologi.

Acara dimulai dengan keynote speech dari Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia Semuel Abrijani Pangerapan dalam pemaparan terkait infrastruktur digital. Indonesia sudah siap dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur. Terkait hukum, Indonesia juga tengah mengatur mengenai data pribadi di dalam dunia maya. "Kita sedang menyusun aturan hukum untuk perlindungan data pribadi di dalam internet," kata Semuel.

Rencananya undang-undang tersebut akan rampung tahun depan. Indonesia juga sedang mempersiapkan sertifikat digital yang nantinya juga akan menjadi identitas digital seseorang. Masyarakat Indonesia bisa melakukan transaksi pembayaran, pendaftaran daring, dan aktivitas daring lainnya lebih mudah. Misalnya, untuk melakukan pembayaran daring pengguna internet tidak perlu memasukan secara berulang nomor kartu kredit. Identitas daring akan langsung melacak aktivitas tersebut, dan melakukan pembayaran sesuai identitas digital dari pengguna.

Rembuk Republik Diskusikan Kesiapan Indonesia Hadapi Era Digital

Namun, pakar marketing Kafi Kurnia mengatakan hal sebaliknya. "Indonesia dari segi transaksi e-commerce dan kecepatan internet belum mendukung," kata Kafi.

Di luar negeri transaksi pembayaran e-commerce sangat mudah karena penetrasi banking sudah merambah hampir ke seluruh pengguna internet. Namun di Indonesia pembayaran ecommerce belum seperti di negara maju. Kemudian koneksi internet juga masih sering lambat sehingga menganggu aktivitas internet.

Kafi mengungkapkan, era digital bukan perihal siap atau tidak. Seseorang siap atau tidak menghadapi era digital bergantung pada pribadi masing-masing. Perkembangan digital merupakan arus. "Siapa yang tidak mengikuti arus maka akan tertinggal, siap ga tertinggal?" ujar Kafi.

Era digital juga berpengaruh terhadap ekonomi digital. Namun, yang paling berperan dalam era digital adalah crowd digital. Ekonomi berkembang dari sekumpulan atau kelompok masyarakat. Dimana ada kelompok maka akan terjadi transaksi ekonomi.

Acara yang berlangsung di Auditorium Green Office Park (GOP) 9 Sinar Mas Land BSD City, Tangerang Selatan, juga dihadiri beberapa panelis lain. Di antaranya Fintech Lending Amartha yang memaparkan mengenai transaksi pinjam meminjam melalui peer-to-peer lending, Rumah Zakat yang mampu menggabungkan filantropi dengan teknologi, AlfaMind dengan toko virtual, dan Sinar Mas Land memperkenal digital hub sebagai lokasi Silicon Valley versi Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement