Kamis 30 Mar 2017 22:00 WIB

Peternak Diminta tak Panik dengan Impor Daging Jelang Puasa

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri acara Panen Raya dan Serap Gabah Petani di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (20/3).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri acara Panen Raya dan Serap Gabah Petani di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (20/3).

EKBIS.CO,  SOLO -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan stok sejumlah kebutuhan pokok untuk bulan puasa terpenuhi. Kendati demikian, khusus untuk daging pemerintah tetap akan melakukan impor daging beku untuk mengamankan pasokan. 

Dia menjelaskan, saat ini stok daging sebanyak 40 ribu ton. Pemerintah telah mengincar impor daging dari beberapa negara seperti Meksiko, Spanyol dan Slandia Baru. Kendati demikian, Amran tak menyebut kuota impor daging beku dari negara-negara itu. 

"Yang jelas untuk bulan puasa stok beras kita 1,93 ton, daging 40 ribu ton. Ini hitungan kami cukup untuk ramadhan, tapi aku minta tambah lagi. Mana tahu ada main-main, harga naik, kami antisipasi, kami tak ingin kecolongan," tutur Amran usai mengisi kuliah umum di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Kamis (30/3) siang. 

Lebih lanjut dia menjelaskan dengan adanya daging impor tersebut memungkinkan adanya harga jual daging yang beragam. Dengan begitu masyarakat pun mempunyai pilihan saat membeli daging. 

Meski begitu, dia mengatakan peternak di daerah tak perlu khawatir soal adanya impor daging beku jelang bulan puasa. Sebab kata dia, pasokan daging impor hanya akan di lakukan di daerah-daerah tertntu.

"Kami beri pilihan harga ada yang 65 ribu, 70 ribu atau 80 ribu. Kalau daging beku itu harganya dari 70 sampai 85 ribu. peternak lokal yang daerahnya biasa swasembada kami tidak akan mengirim daging impor, hanya seperti Jakarta itu 95 persen impor, daerah lainnya kita tetap menjaga agar petani, konsumen dan pedagang tetap senang," kata dia. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement