Rabu 05 Apr 2017 08:18 WIB

Deflasi Maret Kejutkan Pasar

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi deflasi sebesar 0,02 persen pada Maret. Angka itu dinilai cukup mengejutkan, karena para ekonom bahkan Bank Indonesia (BI) memprediksi, inflasi masih akan terjadi pada bulan lalu.

Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi mengatakan angka deflasi pada Maret jauh di bawah konsensus pasar. Meski begitu, menurutnya, pemerintah kini sudah cukup baik dalam mengendalikan harga beras.

"Yang masih belum bisa ditangani pemerintah, sebenarnya pangan nonberas seperti cabai, bawang, daging, telur," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa, (4/4). Ia menuturkan, pasokan pangan nonberas tersebut harus dibenahi di antaranya dengan perbaikan tata niaga termasuk memberantas kartel.

Selain itu, dia menilai pemerintah butuh impor yang lebih terencana untuk bahan pangan yang suplai domestiknya tidak cukup. Ia menambahkan, harus ada perbaikan distribusi dan logistik, salah satu caranya dengan membangun infrastruktur transportasi.

Ia memperkirakan masih ada peluang deflasi pada April. "Mungkin sekitar minus 1,0 persen month to month (mtm), tapi itu masih angka tentatif," kata Eric. Ia mengatakan, hal itu kemungkinan akan disebabkan oleh panen raya di bulan ini yang terjadi di lebih banyak lokasi bila dibandingkan Maret lalu.

Menurutnya, tekanan dari volatilitas makanan juga bakal cenderung berkurang di April sampai pertengahan Mei. Sedangkan permintaan musiman dari bulan Ramadhan untuk tahun ini baru akan terlihat di akhir Mei, sehingga kemungkinan inflasi pun lebih rendah pada Mei.

"Yang jelas, deflasi di Maret dan jika deflasi lagi di April akan membuat inflasi di akhir 2017 bisa dijaga di kisaran empat persen atau sedikit di bawahnya," kata Eric. Sebelumnya, pada Januari lalu inflasi Indonesia sempat mencapai 0,97 persen mtm.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement