Kamis 06 Apr 2017 17:23 WIB

Sulawesi Utara akan Buka Jalur Kapal Roro ke Filipina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kapal Ferri Roro
Foto: Antara
Kapal Ferri Roro

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara akan bekerja sama dengan Pemerintah Filipina untuk membuka jalur kapal roll on roll off (Roro) dari Davao City, Filipina ke Bitung. Kerja sama ini akan dimulai pada Mei 2017 mendatang.

"Ini untuk mengangkut barang-barang produksi kita, karena di Filipina selatan banyak sekali membutuhkan barang-barang kita," ujar Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/4).

Olly menjelaskan, pada saat krisis moneter banyak barang produksi yang dikirimi ke Filipina lewat Bitung. Jalur ini merupakan jalur tradisional perdagangan bagi kedua negara. Olly menegaskan bahwa, tidak ada masalah keamanan di perairan Sulawesi dan Filipina.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga mengupayakan agar ada Pusat Logistik Berikat (PLB) di Bitung. Hal ini menyusul dengan dibukanya penerbangan langsung dari Cina dan Singapura ke Manado. Olly mengatakan, Cina dan Singapura melihat ada potensi Bitung menjadi hub perdagangan internasional.

"Jadi PLB Bitung itu mereka (Cina dan Singapura) minta kepada kami, sehingga alat-alat berat mereka bisa ditampung dulu di Bitung kemudian disalurkan ke wilayah Indonesia timur," kata Olly.

Olly menjelaskan, dia sudah membicarakan usulan ini kepada Kementerian Perhubungan dan ditanggapi dengan positif. Rute Bitung-Davao City merupakan bagian dari Master Plan Konektivitas ASEAN dan cetak biru dari The East ASEAN Growth Area yang sudah dirintis sejak 1994. Inisiatif ini melibatkan empat negara ASEAN, yakni Indonesia, Brunei, Malaysia, dan Filipina.

Kementerian Perhubungan sebelumnya mengestimasi, waktu tempuh rute Davao-General Santos-Tahuna-Bitung hanya mencapai delapan hari dengan ongkos sebesar 550 dolar AS per TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit). Waktu dan biaya ini jauh lebih irit dibandingkan dengan jalur konvensional Bitung ke Manila yang mencapai lima minggu dengan ongkos 2.000 dolar AS per TEUs.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement