EKBIS.CO, JATIGEDE -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap menyuplai listrik untuk proyek pembangunan Bandar Udara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Direktur Regional Bisnis Jawa Bagian Tengah PT PLN, Nasri Sebayang, Kamis (6/4), menyatakan pengelola bandara tersebut telah mengajukan permintaan untuk kebutuhan daya listrik secara keseluruhan mencapai 20 megavolt ampere (MVA).
Status hingga saat ini, jelas Nasri, pasokan kebutuhan listrik untuk airnav (pembangunan tower dan gedung operasi) mencapai 1,6 MVA. Kebutuhan ini disuplai dari gardu induk Kadipaten Lama dengan memakai jaringan yang sudah ada sebesar 20 kilovolt sejauh 16 kilometer sirkuit (kms). Kebutuhan keseluruhan sebesar 20 MVA sesuai rencana akan disuplai dari gardu induk Kertajati/Kadipaten Baru II dengan commercial operation date (COD) pada 2019.
Nasri menuturkan, pada Kamis (30/3) pekan lalu pihak PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) selaku pengelola Bandara Kertajati sudah menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik dengan kapasitas 15 MVA. “Untuk memenuhi kebutuhan BIJB sebesar 15 MVA yang dijadwalkan soft launching pada awal tahun 2018, maka akan disuplai dari gardu induk Cikedung dengan menarik jaringan 20 KV sepanjang 46 kms,” ungkap Nasri di lokasi proyek PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (6/4).
Menurut Nasri, anggaran untuk menyiapkan kelistrikan tersebut mencapai Rp 78,4 miliar. Akan tetapi, pihaknya baru akan memasok listrik setelah pihak BIJB menyelesaikan biaya penyambungan.
Gardu induk Kadipaten Baru II juga akan menyediakan listrik di kawasan Aero City sebesar 320 MVA pada masa mendatang. Aero City merupakan kawasan bisnis yang muncul sebagai imbas dari kehadiran Bandara Kertajati. Kemungkinan besar proyek kawasan bisnis tersebut akan hadir pada 2022.
General Manager PLN UIP Jawa Bagian Tengah I, Anang Yahmadi, menyatakan pihaknya sudah menyiapkan rencana khusus untuk memasok listrik bagi Bandara Kertajati. “Termasuk rencana menyuplai listrik bagi Aero City dengan menggunakan pasokan tegangan tinggi 150 kilovolt, kami juga sudah siap,” ujarnya.
Bandara Kertajati akan berdiri di atas lahan seluas 1.800 hektare. Ada lima desa di Kecamatan Kertajati yang akan terkena dampak langsung pembangunan bandara tersebut, yaitu Desa Sukamulya, Sukakerta, Bantarjati, Kertajati, dan Mekarmulya.
Khusus pembangunan aero city, akan membutuhkan lahan hingga 3.200 hektare. Lokasi pembebasan lahan untuk proyek kota pelabuhan udara tersebut berada di Desa Kertasari, Babakan, dan Palasah.
Berdasarkan informasi manajemen BIJB, area bangunan terminal penumpang Bandara Kertajati akan dibangun secara bertahap. Pada tahap pertama areanya akan mencapai 83.700 meter persegi. Kemudian, pada tahap kedua akan diperluas menjadi 121.100 meter persegi. Manajemen akan meningkatkan kapasitasnya menjadi 162.150 meter persegi pada tahap ketiga. Untuk ultimate, total terminal penumpang akan mencapai 209.500 meter persegi.
Terminal penumpang tahap pertama hanya mampu menampung lima juta penumpang per tahun. Kapasitasnya naik menjadi delapan juta penumpang pada tahap kedua. Pada tahap terakhir proyek awal Bandara Kertajati, terminal penumpang akan disiapkan agar bisa melayani 18 juta lalu lintas penumpang per tahun.