EKBIS.CO, MEDAN -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan syariah agar memanfaatkan potensi kelas menengah yang diperkirakan akan terus tumbuh hingga 100 juta orang. Umumnya kelas ini merupakan nasabah yang memiliki kemampuan teknologi yang memadai.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad menjelaskan, saat ini ada tiga area yang harus dapat dimasuki oleh industri keuangan syariah. Pertama, perbankan harus mampu membuka akses keuangan untuk yang kecil yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Harus memiliki kemampuan spesifik, agar akses untuk yang kecil dibuka seluas-luasnya. Ini adalah landasan untuk kelas menengah dan besar terbuka,"Ujar Muliaman dalam pembukaan iB Vaganza atau pameran perbankan syariah di Plaza Medan Fair, Medan, Jumat (7/4).
Kedua, perbankan syariah harus dapat memanfaatkan potensi kelas menengah yang diperkirakan akan menyentuh angka 100 juta orang di Indonesia. Kelas menengah merupakan keluarga muda yang umumnya lebih modern dan memiliki kebutuhan investasi yang bervariasi.
Menurut Muliaman, kelas menengah ini biasanya lebih islami, sehingga menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah muslim, serta rutin beribadah umroh. Potensi inilah yang menurut Muliaman harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perbankan syariah.
Selain itu, berkembangnya bisnis islami seperti makanan halal, wisata halal serta busan muslim, harus dapat dibidik potensinya oleh perbankan syariah. "Bank syariah harus mampu memanfaatkan potensi yang besar ini. Kalau tidak dapat kue besar ini akan rugi," katanya.
Untuk itu OJK akan mendorong kesiapan perbankan syariah dari segi infrastruktur dan teknologinya. Selain itu, OJK juga akan meningkatkan kompetensi agar perbankan syariah masuk ke pembiayaan nasional, melalui sindikasi pembiayaan infrastruktur.
"Kita akan dorong kontribusi perbankan syariah ke proyek infrastruktur pemerintah," kata Muliaman.