EKBIS.CO, NUSA DUA -- Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menyoroti berbagai macam perubahan pola perdagangan dan investasi global yang kondisinya mulai terbalik. Misalnya saja, negara-negara kapitalis besar seperti Amerika Serikat dan Eropa yang sebelumnya selalu menyerukan perdagangan bebas, sekarang lebih memilih untuk menerapkan proteksionisme. Sementara, negara sosialis seperti Cina justru ingin perdagangan yang lebih bebas.
"Di banyak negara juga timbul Islamophobia yang memiliki risiko bagi negara-negara islam," ujar Jusuf Kalla dalam pembukaan The 3rd Member Countries Sovereign Investments Forum di Nusa Dua, Bali, Senin (10/4).
Jusuf Kalla menjelaskan, berbagai macam konflik internal yang terjadi diantara negara-negara anggota OKI dan IDB juga memiliki risiko terhadap perekonomian. Pertemuan Sovereign Investments Forum diharapkan dapat memberikan solusi dan strategi terhadap perubahan pola perdagangan dan investasi yang terjadi di dunia. Selain itu, Jusuf Kalla juga mendorong agar negara-negara anggota IDB dapat berinvestasi langsung di sektor riil, agar dapat menggerakan roda perekonomian.
"Kalau kita bicara investasi maka kita ingin investasi langsung sesuai syariah, bukan lebih banyak surat berharga namun investasi riil di negara IDB sendiri," kata Jusuf Kalla.
Pemerintah mengapresiasi investasi IDB yang sudah dilakukan di Indonesia yakni di sektor infrastruktur sebesar 52 persen dan sekitar 40 persenan ada di pendidikan. Menurut Jusuf Kalla, apabila negara-negara anggota IDB bersatu maka kemajuan di negara Islam pasti akan terwujud. Apalagi kini beberapa negara di Timur Tengah seperti Dubai dan Qatar sudah menjadi hub penerbangan internasional serta dapat menyaingi penerbangan di dunia.
"Itu contoh kalau dikelola dengan baik, maka jadi kemajuan, meski memang harus kerja sama dengan negara maju," ujar Jusuf Kalla.
Investasi bersama diantara negara-negara anggota IDB juga dapat menjadi upaya untuk menciptakan keadilan sosial, dan mengentaskan kemiskinan. Apabila hal ini dapat terwujud maka ke depan dapat meminimalisir konflik internal.