EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia merilis hasil survei perbankan kuartal I 2017. Hasilnya, kinerja perbankan melambat sesuai pola historis awal tahun dan diproyeksikan baru meningkat pada kuartal II tahun ini.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, perkembangan itu terindikasi dari penurunan saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru menjadi 52,9 persen. Sebelumnya pada kuartal IV 2016 mencapai 85,6 persen. Peningkatan kemudian terjadi lagi pada kuartal II 2017 hingga menjadi 98,5 persen.
"Perkiraan meningkatnya penyaluran kredit didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi yang lebih baik. Penurunan risiko penyaluran kredit dan rencana penurunan suku bunga kredit oleh bank juga ikut mendorong," jelas Tirta, Kamis, (13/4).
BI juga memprediksi pelonggaran suku bunga kredit perbankan yang terjadi pada kuartal II 2017 dipengaruhi pula oleh kondisi likuiditas meningkat dan prospek membaiknya perekonomian. Pada kuartal II 2017, rata-rata suku bunga kredit modal kerja (KMK), kredit investasi, dan kredit konsumsi diperkirakan masing-masing turun sebanyak 28 basis poin (bps), 36 bps, dan 6 bps.
"Hasil survei perbankan juga mengindikasikan pertumbuhan kredit keseluruhan tahun 2017 diperkiran sebesar 13,2 persen year on year (yoy)," tambah Tirta. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan hasil survei kuartal sebelumnya yakni sebesar 13,1 persen.
Kebijakan penyaluran kredit perbankan diperkirakan akan lebih longgar pada kuartal II 2017. Hal itu terlihat dari SBT kebijakan penyaluran kredit pada kuartal II 2017 sebesar 3,5 persen. Lebih rendah dari 15,5 persen pada kuartal sebelumnya.
"Pelonggaran kebijakan kredit tersebut berupa pemberian suku bunga kredit lebih rendah," jelas Tirta. Hal itu, katanya, seiring dengan perkiraan kondisi ekonomi ke depan yang lebih baik serta meningkatnya kondisi likuiditas responden.