EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (21/4) pagi bergerak melemah sebesar 17 poin menjadi Rp 13.320, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.303 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Outu Agus mengatakan bahwa Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin yang menyatakan reformasi pajak segera akan diumumkaan, membuat dolar AS meraih momentum penguatan.
"Reformasi pajak merupakan kebijakan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang paling dinanti pelaku pasar karena dapat meningkatkan daya beli masyarakat, serta memacu pertumbuhan ekonomi," katanya di Jakarta, Jumat (21/4).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan risiko geopolitik serta memburuknya situasi keamanan di Eropa mulai menumbuhkan kembali permintaan atas aset mata uang safe haven seperti dolar AS.
"Situasi itu membuat rupiah masih diliputi sentimen pelemahan," katanya.
Di sisi lain, kata dia, Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-day reverse repo rate) di level 4,75 persen juga belum terlalu diperhatikan pasar. Kendati demikian, dia memprediksi pelemahan rupiah cenderung dalam jangka pendek.
Mendekati pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada awal Mei 2017, belum ada pertanda perbaikan signifikan data ekonomi AS sehingga peluang kenaikan suku bunga AS masih rendah, dengan begitu peluang mata uang domestik kembali menguat masih terbuka.