EKBIS.CO, JAKARTA -- Peringatan Hari Bumi jatuh setiap 22 April. Hari Bumi kali ini dianggap sebagai momentum tepat bagi berbagai pihak melakukan refleksi, berbagi gagasan dan pengalaman dalam mewujudkan kehidupan lebih baik bagi planet ini, khususnya di bidang lingkungan hidup.
Sektor privat seperti Sinar Mas yang sejumlah pilar usahanya bergerak di ranah pengolahan lahan berikut sumber daya alam, berkepentingan dengan praktik bisnis ramah lingkungan. Dalam kuliah umum Green Business Practice Industri Strategis Indonesia, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mengatakan tantangan yang dihadapi oleh kondisi kekayaan alam yang luar biasa adalah bagaimana pelaku usaha mewujudkan model bisnis yang ramah lingkungan (green practice).
"Saya melihat Sinar Mas sebagai perusahaan yang mempunyai policy yang sangat kuat dalam menjaga prinsip-prinsip green business, misalnya melalui forest conservation policy dan program-program lain yang berorientasi pada bisnis-bisnis yang berkelanjutan," ujar Herry di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga (20/4).
Dia menekankan peran penting mahasiswa sebagai generasi muda yang diharapkan aktif mengembangkan pemikiran. Salah satunya dengan belajar langsung dari para praktisi terbaik di bidangnya.
Director Managing Sinar Mas, G Sulistiyanto menyebut tidak ada pilihan lain bagi Sinar Mas. Apabila ingin terus berlanjut dan berdiri tegak dalam dunia usaha, maka perusahan harus menjalankan manajemen ramah lingkungan (green management).
Pasalnya keberlanjutan selama ini menjadi fokus perusahaan, sayangnya belum semua kalangan mengetahui jelas bagaimana pilar bisnis Sinar Mas melakukannya. "Ajang pagi ini adalah kesempatan berharga guna membagi pemahaman itu dengan kalangan akademik, dan juga para mahasiswa,” kata Sulistiyanto.
Direktur Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Suprihanto mengatakan peran sektor perkebunan dan kehutanan yang menjadi salah satu industri strategis nasional yang menyumbang sekitar 34,9 persen dari total ekspor nonmigas atau setara dengan 46,03 miliar dolar AS. Selain dituntut untuk berkontribusi terhadap penerimaan negara, kesejahteraan sosial masyarakat, dan lain-lain, industri juga mendapat tanggung jawab besar dalam aspek kelestarian lingkungan.
“Untuk itu, APHI mendorong para anggotanya untuk mengubah paradigmanya dalam mengelola hutan secara berkelanjutan,” ujar Purwadi.
Golden Agri-Resources (GAR) Ltd-PT SMART Tbk, pilar usaha Sinar Mas yang bergerak di industri kelapa sawit turut berbagi pengalaman dalam menangani isu-isu lingkungan, terutama kebakaran hutan dan lahan. GAR memiliki kebijakan yang disebut Kebijakan Nihil Bakar yang diberlakukan sejak 1997. Masyarakat sekitar konsesi dan perkebunan adalah ujung tombak pencegahan kebakaran. "Melalui pendampingan, pelatihan berikut pemberian insentif, mereka kami gandeng dalam wadah Desa Makmur Peduli Api,” kata Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement GAR, Agus Purnomo.
Pada kesempatan yang sama, Sinar Mas juga menyerahkan bantuan lima unit bis berbahan bakar gas guna memperkuat fasilitas transportasi ramah lingkungan bagi civitas academica di lingkungan kampus. Dukungan ini diharapkan dapat mendukung implementasi konsep kampus ramah lingkungan yang sebelumnya dicanangkan IPB.
Di mana salah satu aspeknya adalah transportasi ramah lingkungan. Bantuan senilai Rp 5 miliar ini, meliputi tujuh 7 unit verification gate system yakni perangkat gerbang otomatis berisikan data kendaraan bermotor seluruh civitas academica IPB yang telah didaftarkan sebagai garda terdepan dalam pembatasan pemakaian kendaraan pribadi di lingkungan Kampus IPB Dramaga.
Sejumlah lokasi parkir telah disediakan, sementara para pemilik kendaraan yang mendapatkan kartu pintar diarahkan untuk menggunakan bus (yang tersebar melayani lima koridor) saat menjelajahi lingkungan kampus.
Di sela rangkaian kegiatan, dilaksanakan pula wakaf ratusan mushaf Alquran dan ribuan buku tulis bagi sejumlah masjid serta para pelajar yang sekolahnya terletak di sekitar Kampus IPB. Program wakaf yang berlangsung sejak 2008. Tercatat telah mendonasikan lebih dari 500 ribu mushaf Alquran ke berbagai lapisan masyarakat. Sumbangan buku tulis sendiri, hingga kini telah tersalurkan hingga sebanyak 4 juta buku.
“Program CSR yang melibatkan pilar bisnis Sinar Mas, mengedepankan produk atau material yang kami produksi melatarbelakangi kegiatan ini. Semoga dapat memberikan manfaat jelang memasuki bulan Ramadhan seperti saat ini,” kata Sulistiyanto.