EKBIS.CO, WASHINGTON -- Negara anggota Dana Moneter Internasional (IMF) sepakat untuk melawan proteksionisme di tengah perpecahan kebijakan perdagangan, dan memberikan perhatian kepada pemilihan presiden Prancis putaran pertama yang dapat memberikan dampak pada integrasi ekonomi global. Pemilihan presiden Prancis yang memanas akan menambah kekhawatiran atas kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS).
"Harus diakui bahwa dalam ruang tersebut risiko finansial dan ekonomi yang tinggi akan beralih ke risiko geopolitik yang lebih besar," ujar Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dilansir Reuters, Ahad (23/4).
Pemilihan presiden (pilpres) Prancis akan dilakukan pada Ahad (23/4) ini waktu setempat. Dibandingkan dengan pemilihan pilpres sebelumnya, perhelatan kali ini lebih banyak mendapatkan sorotan dunia karena tidak hanya menentukan masa politik Perancis, namun juga Eropa dan dunia. Berbagai isu penting seperti Frexit, pengungsi, dan isu keamanan menjadi agenda yang dikedepankan oleh para kandidat dalam memperebutkan kursi presiden Prancis.
Pilpres Prancis putaran pertama akan mempertemukan 11 calon presiden dengan empat kandidat yang berpeluang besar melaju ke putaran kedua. Kandidat tersebut yakni tokoh ekstrem kanan Marine Le Pen, dan kandidat ekstrem kiri Jean-Luc Melenchon. Kemudian Emmanuel Macron merupakan kandidat yang memiliki peluang paling besar, sedangkan Francois Fillon reputasinya menurun karena tersangkut sejumlah skandal.
Lagarde yang juga merupakan mantan menteri keuangan Prancis periode 2007-2011 menegaskan, apabila Marine Le Pen terpilih maka dapat menyebabkan pergolakan politik dan ekonomi. Hal ini dapat menimbulkan pergeseran kebijakan dari momentum pertumbuhan untuk berbagi dan pertumbuhan inklusi yang saat ini dibutuhkan.
Komite pengarah IMF sepakat untuk mengedepankan anti proteksionisme. Sebab, kebijakan proteksionisme dapat membatasi perdagangan yang menghambat pertumbuhan ekonomi global.