EKBIS.CO, SURABAYA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (Jatim) menemukan 3.369 lembar uang palsu (upal) dari Januari sampai pekan kedua April 2017. Penemuan upal ini mengalami penurunan jumlah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Jatim Titien Sumartini mengatakan, selama Januari-Desember 2016, jumlah upal yang ditemukan KPw BI Jatim mencapai 15.032 lembar. Pada kuartal pertama 2016, upal yang ditemukan berjumlah 5.182 lembar. Pada periode yang sama tahun ini, penemuan upal tturun menjadi 2.700 lembar.
"Dari kuartal pertama tahun lalu ke kuartal pertama tahun ini, penurunannya cukup signifikan karena masyarakat kita sudah semakin paham ciri-ciri keaslian uang rupiah," jelas Titien kepada Republika, akhir pekan lalu.
Menurutnya, lembaran-lembaran upal tersebut bersumber dari masyarakat yang melapor, dari bank yang melakukan klarifikasi setoran dari mmasyarakat, serta terselip di antara uang setoran dari bank. "Paling banyak pecahan besar, tapi pecahan kecil nominal Rp 10 ribu juga ada," imbuhnya.
Edukasi yang dilakukan BI juga diklaim mempengaruhi tingkat pemahaman masyarakat terkait ciri-ciri keaslian uang. Sehingga, jumlah penemuan upal semakin menurun. Edukasi, kata Titien, menyasar kepada pelajar, TNI, Polri, kalangan pesantren maupun masyarakat umum.
"Sehingga ruang gerak mereka [pemalsu uang rupiah] semakin kecil. Yang harus diwaspadai itu transaksi saat malam hari karena cahaya gelap," ujar dia.
Titien menambahkan, desain uang baru Tahun Emisi (TE) 2016 juga memperkecil ruang gerak para pemalsu uang karena pengaman yang dipasang lebih banyak. Pengaman tersebut dari sisi cetakan, tinta, degradasi warna, gambar saling isi (rectoverso) dan lainnya.
Jika dilihat di bawah sinar ultraviolet, maka akan muncul pola yang indah di permukaan uang cetakan baru tersebut. "Pengamannya jauh lebih banyak dibandingkan dulu. Semakin besar nominalnya, pengamannya semakin banyak," katanya.