Rabu 26 Apr 2017 11:47 WIB

BI Sebut Proyeksi IMF Indikasikan Pemulihan Ekonomi Dunia

Red: Nur Aini
 Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia menyambut baik perbaikan proyeksi pertumbuhan dunia 2017 oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), dari sebelumnya yang diperkirakan 3,1 persen menjadi 3,5 persen.

"Hal ini menandakan adanya momentum positif pemulihan perekonomian dunia, setelah pada tahun-tahun sebelumnya proyeksi pertumbuhan justru beberapa kali dikoreksi ke bawah," kata Gubernur Bank Indonesia Agus D W Martowardojo, Rabu (26/4). Hal itu menanggapi hasil pembahasan Pertemuan Musim Semi IMF dan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat pada 20-22 April 2017 lalu.

Agus menuturkan, momentum positif pemulihan perekonomian dunia tersebut ditopang oleh kinerja ekonomi yang membaik di sejumlah negara maju dan berkembang. Namun demikian, perekonomian dunia ke depan masih diliputi kerentanan yang tinggi, ketidakpastian politik, dan kondisi keuangan global yang lebih ketat serta pertumbuhan produktivitas yang rendah.

Secara khusus, kata Agus, negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai motor utama pemulihan ekonomi global dewasa ini dihadapkan pada risiko eksternal terkait kondisi keuangan global yang lebih ketat serta tren kebijakan di negara maju yang berorientasi ke dalam, termasuk dalam bentuk proteksionisme perdagangan.

Sehubungan dengan hal itu, guna menjaga momentum pemulihan dimaksud, Bank Indonesia mendukung tetap digunakannya kerangka kerja sama multilateral untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan global dewasa ini. Bank Indonesia memandang bahwa kerja sama multilateral mendorong berbagai sumber pertumbuhan sehingga ekspansi perekonomian dunia dapat berjalan lebih berkesinambungan.  "Dalam kaitan ini, sistem perdagangan yang terbuka menjadi sumber pertumbuhan yang sangat penting bagi negara-negara kawasan Asia, termasuk Indonesia. Namun, Bank Indonesia juga memandang pentingnya upaya memastikan agar manfaat dari proses integrasi keuangan dan perdagangan global tersebut dapat dirasakan oleh lebih banyak segmen masyarakat," ujarnya.

Agus mengatakan, guna menjaga momentum pemulihan dan memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif, Bank Indonesia mendukung rekomendasi IMF dan G20 tentang perlunya penerapan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural di negara maju, dan berkembang. Rekomendasi-rekomendasi kebijakan itu sejatinya dinilai sejalan dengan bauran kebijakan yang tengah ditempuh otoritas Indonesia, termasuk Bank Indonesia.

Khusus dalam rangka memperkuat resiliensi perekonomian terhadap risiko eksternal, Bank Indonesia kembali menyuarakan arti penting penguatan Jaring Pengaman Keuangan Internasional (JPKI) dan kebijakan pengelolaan aliran modal. Terkait JPKI, Bank Indonesia mengapresiasi pengembangan instrumen likuiditas baru IMF serupa fasilitas swap yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan likuiditas jangka pendek. "Bank Indonesia mengharapkan agar fasilitas baru ini dapat segera tersedia di tengah lingkungan global yang masih rentan dewasa ini," kata Agus.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement