Ahad 30 Apr 2017 10:09 WIB

Blitar Panen Cabai Rawit Merah di Lahan Seluas 4.800 Hektare

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
 Pedagang sedang memilah cabai rawit merah di pasar tradisional. ilustrasi
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pedagang sedang memilah cabai rawit merah di pasar tradisional. ilustrasi

EKBIS.CO, BLITAR -- Lahan seluas 4.800 hektare cabai rawit merah dipanen di Kabupaten Blitar. Hasil panen ini dinilai mampu mengamankan stok kebutuhan cabai rawit merah pada Ramadhan.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan, secara nasional Blitar diharapkan mampu menjadi penyangga nasional selain Kabupaten Kediri, Tuban, Banyuwangi, Malang, dan Magetan di wilayah Jawa Timur sebagai sentra utama cabai rawit merah.

Melalui siaran pers, Sabtu (29/4), dia mengatakan luas panen April-Mei Juni 2017 tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Panggungrejo seluas 1.850 hektare, Kecamatan Wates 1.509 hektare dan Kecamatan Binangun 1.500 hektare. Kondisi pertanaman dan panen di tiga kecamatan tersebut dapat mengamankan pasokan di wilayah Jawa Timur bahkan diharapkan bisa memasok wilayah Jabodetabek. Dengan kondisi panen tersebut diharapkan bisa menjamin stabilisasi pasokan dan harga di wilayah Jawa timur bahkan Jabodetabek.

Sarwi Riyanto, champion sekaligus petani Kabupaten Blitar mengatakan, panen kali ini terluas di Kecamatan Panggung Rejo yaitu sekitar 1.850 hektare. Harga cabai rawit merah di tingkat petani berada di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. "Petani saat ini cukup senang dengan harga yang diterima di tingkat petani," kata dia.

Khusus petani di Blitar, menurutnya, rata-rata nilai BEP berada di kisaran Rp 12 ribu-Rp 15 ribu. Dengan kondisi saat ini artinya, petani masih bisa menikmati keuntungan dan bisa menjadi modal untuk pertanaman selanjutnya.

Dia mengatakan,  selama ini petani di tiga kecamatan tersebut melakukan sistem pola tanam tumpang sari jagung dan cabai rawit merah. Pada saat jagung berumur satu bulan, petani menanam cabai rawit merah, sehingga pada saat panen jagung (usia dua bulan), pertumbuhan cabai rawit merah telah memasuki pertumbuhan generatif dan mulai berbunga. "Tentunya sistem pola tanam tumpang sari ini sangat menguntungkan petani dan efisien dalam penggunaan unsur hara," ujar Sarwi.

Baca juga: Lamongan akan Dikembangkan Jadi Kawasan Industri Olahan Jagung

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement