Selasa 02 May 2017 13:01 WIB

Inflasi April 2017 di Level 0,09 Persen Terimbas Kenaikan Tarif Listrik

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah dan perseroan untuk mengalihkan subsidi listrik golongan 900 Volt Ampere (VA) pada Maret 2017 ternyata masih memberikan imbas terhadap tingkat inflasi nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, pada April 2017 ini terjadi inflasi sebesar 0,09 persen secara bulan ke bulan dan 4,17 persen tahun ke tahun (yoy). Tingkat inflasi April ini naik tipis dibanding Maret 2017 lalu yang justru terjadi deflasi sebesar 0,02 persen.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menjelaskan, tingkat inflasi pada April 2017 ini dianggap sudah sesuai target pemerintah untuk menjaga laju inflasi. Apalagi, kata dia, bila mengingat Mei ini sudah maasuk Bulan Puasa. Secara umum, BPS menyebutkan bahwa inflasi April 2017 lebih disebabkan oleh inflasi kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,93 persen. Namun, besarnya inflasi yang terjadi masih bisa ditahan oleh angka deflasi yang disumbang oleh kelompok pengeluaran bahan makanan, dengan angka deflasi -1,13 persen.

BPS juga merinci, dari 82 kota yang disurvei Indeks Harga Konsumen (IHK), 53 kota mengalami inflasi dan 29 kota sisanya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Pangkalpinang dengan nilai 1,02 persen. Sementara inflasi terendah dicapai Cilacap sebesar 0,01 persen. Sedangkan untuk deflasi, angka tertinggi tercatat di Singaraja sebesar 1,08 persen dan deflasi terendah terjadi di Manado dan Jakarta sebesar 0,02 persen. Artinya, inflasi komponen inti April 2017 sebesar 0,13 persen, dengan inflasi komponen inti tahun kalender sebesar 1,17 persen.

Suhariyanto menilai, sejak awal tahun pemerintah sudah memetakan risiko inflasi yang terjadi 2017 ini. Dengan adanya potensi kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah atau adminsitered prices seperti harga listrik dan BBM, maka pemerintah merasa perlu mengimbanginya dengan menjaga harga bahan pokok.

"Jadi seperti yang terjadi saat ini, laju inflasi masih bisa ditahan dengan deflasi bahan makanan. Saya pikir, angka inflasi 0,09 persen baik sekali terutama kalau diingat bulan ini masuk Puasa," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (2/5).

BPS merinci, kelompok pengeluaran bahan makanan mengalami deflasi hingga -1,13 persen dengan andilnya terhadap inflasi April 2017 sebesar 0,24 persen. Komoditas yang menyebabkan deflasi di antaranya adalah harga cabai merah dan cabai rawit. Komoditas lainnya yang juga mendorong terjadinya deflasi di kelompok bahan makanan adalah bawang merah, beras, daging sapi, sayuran, dan minyak goreng. Meski begitu, BPS tetap mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai sejumlah komoditas bahan pokok yang masih menyumbangkan inflasi seperti daging ayam ras, tomat, bawang putih, dan jeruk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement