Selasa 02 May 2017 16:40 WIB

Bagaimana Kinerja Ekonomi AS Selepas 100 Hari Kepemimpinan Trump?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: M.Iqbal
Foto Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di antara aksi demonstrasi 100 hari pemerintahan Trump, di New York, Sabtu (29/4).
Foto: EPA/Alba Vigaray
Foto Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di antara aksi demonstrasi 100 hari pemerintahan Trump, di New York, Sabtu (29/4).

EKBIS.CO, WASHINGTON -- Seratus hari masa kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah dilalui. Namun, tak banyak perubahan yang dihadirkan presiden yang diusung Partai Republik itu sejauh ini.

Pertumbuhan ekonomi AS kuartal pertama hanya 0,7 persen year on year (yoy), paling rendah dalam tiga tahun terakhir. Ini menunjukkan tak adanya optimisme, terutama terkait investasi di pasar ekonomi dan keuangan Negeri Paman Sam.

Analis politik dan ekonomi di MarketWatch, Tim Mullaney mengatakan ekonomi AS biasanya tumbuh 2,0 persen hingga 2,5 persen per tahun, dengan atau tanpa Trump. Sederhana saja, pertumbuhan ekonomi AS 2016 hanya 1,6 persen, sementara dua tahun sebelumnya rata-rata 2,5 persen.

Salah satu kesalahan Trump yang disebutnya Donald 'Dud' Trump di 100 hari pertama kepemimpinannya adalah tak mengindahkan undang-undang, khususnya tentang kesehatan dan kebijakan fiskal. Trump mencabut program Obamacare. Hal tersebut sama saja mendistribusikan kembali kekayaan kepada orang-orang kaya.

"Trump juga terus membuat keributan tentang perang dagang. Ia juga berencana membuka kembali kesepakatan dagang dengan Korea Selatan di tengah pertikaian diplomatik negara tersebut dengan Korea Utara," kata Mullaney seperti dilansir dari MarketWatch, Selasa (2/5).

Meskipun begitu, analis lain menilai kinerka ekonomi AS yang lambat sampai saat ini belum begitu mengkhawatirkan. Ekonom AS, Bernard Baumohl mengatakan, hal itu karena upah riil masih meningkat perlahan sejak satu dekade lalu dan neraca konsumen juga baik.

Trump dinilai terlalu politis dan tidak terampil. Dia hanya menghasilkan pertumbuhan ekonomi setengah poin dengan pemotongan pajak dan pengeluaran infrastruktur, serta memulai perang dagang. Bank Sentral AS juga berpotensi menaikkan suku bunga Juli tahun ini.

Sementara mantan Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke menilai perekonomian AS masih cukup baik dengan tingkat pengangguran 4,5 persen dan inflasi mendekati target. "Belum lama ini orang-orang mengatakan kita akan mengalami hiperinflasi, gelembung pasar saham yang besar, keruntuhan dolar, dan hal-hal mengerikan lainnya. Tapi, sebenarnya semua saat ini berjalan cukup lancar," kata Bernanke dilansir dari laman yang sama.

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) AS berada di atas 12 persen. Bernanke mengatakan, dibandingkan tiga atau empat tahun lalu, maka posisi sekarang jauh lebih baik.

Meski demikian, ekonom yang kini berusia 63 tahun itu menolak memberi penilaian terhadap kinerja Trump di 100 hari pertamanya. Bernanke mengatakan dia sama sekali tidak berhubungan dekat dengan tim ekonomi Trump sehingga pandangannya sama sekali tidak terpengaruh pihak manapun.

Bernanke juga tertarik dan mendukung rancangan pajak perbatasan (border tax) yang diusulkan Trump. Meskipun rintangan untuk mengimplementasikannya cukup besar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement