Kamis 04 May 2017 19:27 WIB

Impor Susu Capai 77 Persen Kebutuhan Nasional

Rep: Christiyaningsih/ Red: Nur Aini
Seorang pekerja memerah susu dari seekor sapi di tempat produksi susu sapi di Jakarta, Selasa (19/8). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang pekerja memerah susu dari seekor sapi di tempat produksi susu sapi di Jakarta, Selasa (19/8). (Republika/Prayogi)

EKBIS.CO, MALANG -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan pemenuhan kebutuhan susu nasional dari produksi lokal naik hampir dua kali lipat pada 2021 mendatang. Pada 2016, kebutuhan susu nasional mencapai 3,7 juta ton. Dari angka itu produksi susu lokal hanya mampu memenuhi sebanyak 23 persen. Sedangkan sisanya masih dipenuhi dari impor.

"Pasokan susu lokal hanya mampu mencukupi sebanyak 852 ribu ton sedangkan sisanya sebanyak 2,8 juta ton masih impor," kata Menperin saat acara peresmian pabrik susu PT Greenfields Indonesia di Malang, hari ini (4/5).

Dengan ketergantungan terhadap susu impor yang masih tinggi, Airlangga berharap perusahaan susu semakin meningkatkan kemitraan dengan para peternak. Sehingga, susu segar dari para peternak sapi lokal dapat terserap pabrik. Di samping itu, kemitraan juga diyakini mampu meningkatkan kompetensi peternak dalam mengelola usahanya.

"Pada 2002 pasokan susu lokal sudah 41 persen untuk memenuhi kebutuhan nasional, tugas kita sekarang menyamakan kembali angka itu pada 2021," ujarnya. Menurut Airlangga, Malang dan Blitar tengah didorong untuk menjadi sentra penghasil susu nasional.

Managing Director PT AustAsia Food perusahaan yang memayungi PT Greenfields Indonesia, Edgar Collins, optimistis perusahaannya mampu berkontribusi hingga 10 persen pada produksi susu nasional di 2018. "Kami punya dua lahan peternakan di Malang dan Blitar dengan 10 ribu ekor sapi," ujarnya.

Selain itu perusahaannya sedang membangun Greenfields Institute of Dairy Farming di Blitar. Institut ini merupakan wadah bagi para peternak untuk belajar mengenai pengelolaan usaha ternak dan bagaimana menghasilkan susu berkualitas tinggi. "Targetnya 10 tahun mendatang ada lima ribu peternak dengan ketrampilan mumpuni dihasilkan lewat institut ini," kata Edgar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement