EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menginginkan keunggulan florikultura atau tanaman hias di Indonesia dapat ditonjolkan terutama dari segi pertumbuhan industri di dalam negeri.
"Sekarang yang diperlukan adalah membangun suasana dan paradigma untuk mengembangan keunggulan-keunggulan (florikultura) itu. Walaupun memang tidak semua bunga cocok di sini," kata Darmin dalam Peluncuran Flori Indonesia 2017 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/5).
Darmin mengatakan bunga dan buah di Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sama seperti tanaman perkebunan karena keanekaragaman hayati yang kaya. Dalam rangka mendorong pengembangan produk florikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menginisiasi kegiatan Flori Indonesia 2017.
Kegiatan tersebut hasil kerja sama dengan Kementerian Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Bunga Indonesia, dan sejumlah instansi lain di Jakarta dan Bogor pada Juli 2017. "Melalui kegiatan ini, diharapkan flori Indonesia makin tumbuh dengan pesat," kata Darmin.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan menunjukkan potensi industri florikultura nasional, mengidentifikasi dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, dan menunjukkan penemuan inovasi mutakhir.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar. Sekitar dua ribu produk florikultura potensial untuk dikembangkan menjadi industri, namun hal tersebut belum optimal.
Salah satu wujud perkembangan kinerja foltikultura yang menggembirakan adalah industri tersebut saat ini sudah bertumbuh di 22 provinsi.
Usaha florikultura juga telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan kondisi 2012, di mana saat ini telah terjadi peningkatan produksi sebesar 150 persen. Sementara itu, produksi nasional bunga potong florikultura pada 2017 ini, diperkirakan meningkat sebesar 16,1 persen dari 2016.
Saat ini, potensi pengembangan agribisnis florikultura di Indonesia masih sangat besar didukung oleh keanekaragaman genetis yang luas, kondisi tanah dan agroklimat yang kondusif, serta permintaan pasar yang terus meningkat.
Untuk mendukung potensi tersebut diperlukan sentuhan kebijakan yang tepat, agar florikultura ini mampu mempunyai peran yang lebih berarti dalam ekonomi nasional, baik dari aspek pendapatan nasional (PDB), sumber lapangan kerja, dan pendapatan masyarakat dan devisa.